Mengenali Fase Senyap Lupus: Gejala Dapat Muncul Setelah Satu Dekade

Lupus, atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE), merupakan penyakit autoimun kompleks yang seringkali tidak menunjukkan gejala awal secara langsung. Proses perkembangan penyakit ini bisa berlangsung bertahun-tahun, bahkan hingga satu dekade, sebelum tanda-tanda klinis yang jelas mulai muncul.

Menurut keterangan dari dokter spesialis penyakit dalam, dr. Anna Ariane, SpPD-KR, tubuh penderita lupus dapat membentuk autoantibodi jauh sebelum gejala penyakit itu sendiri muncul. Fase ini, yang dikenal sebagai fase senyap, bisa berlangsung sangat lama, membuat deteksi dini menjadi tantangan tersendiri. Dalam periode ini, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel dan jaringan sehat dalam tubuh, namun tanpa memicu gejala yang signifikan.

Gejala Lupus yang Muncul

Gejala lupus dapat bervariasi dari ringan hingga berat dan dapat memengaruhi berbagai organ tubuh. Ketika lupus memasuki fase aktif atau flare, gejala yang paling umum dikeluhkan meliputi:

  • Nyeri Sendi (Arthritis): Nyeri, pembengkakan, dan kekakuan pada sendi, terutama pada pagi hari atau setelah periode istirahat yang lama.
  • Ruam Kulit: Ruam kemerahan pada wajah, seringkali berbentuk kupu-kupu yang melintang di pipi. Ruam juga dapat muncul di area tubuh lain, seperti telapak tangan.
  • Kerontokan Rambut (Alopecia): Rambut rontok secara berlebihan.
  • Gangguan Ginjal: Kencing berbusa sebagai akibat dari kebocoran protein di ginjal.
  • Kelainan Darah: Lupus dapat memengaruhi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit, menyebabkan anemia, peningkatan risiko infeksi, dan masalah pembekuan darah.

    • Anemia: Kekurangan sel darah merah menyebabkan wajah pucat, lemas, dan mudah mengantuk.
    • Leukopenia: Penurunan jumlah sel darah putih meningkatkan risiko infeksi.
    • Trombositopenia: Penurunan jumlah trombosit menyebabkan mudah memar atau berdarah, seperti gusi berdarah saat menggosok gigi.

Deteksi Dini Lupus dengan Metode "Saluri"

Deteksi dini lupus sangat penting untuk mencegah kerusakan organ yang lebih parah. Masyarakat dapat melakukan deteksi dini secara mandiri dengan metode "Saluri", sebuah akronim untuk "periksa lupus sendiri". Metode ini melibatkan menjawab serangkaian pertanyaan mengenai gejala yang mungkin dialami:

  1. Apakah persendian Anda sering terasa sakit, nyeri, atau bengkak lebih dari 3 bulan?
  2. Apakah jari tangan dan/atau jari kaki pucat, kaku, atau tidak nyaman saat dingin?
  3. Apakah Anda pernah menderita sariawan lebih dari 2 minggu?
  4. Apakah Anda mengalami kelainan darah seperti: anemia, leukositopenia, atau trombositopenia?
  5. Pernahkah pada wajah Anda terdapat ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang sayapnya melintang dari pipi ke pipi?
  6. Apakah Anda sering demam di atas 38º C dengan sebab yang tidak jelas?
  7. Apakah Anda pernah mengalami nyeri dada selama beberapa hari saat menarik nafas?
  8. Apakah Anda sering merasa sangat lelah dan sangat lemas, bahkan setelah cukup beristirahat?
  9. Apakah kulit Anda hipersensitif terhadap sinar matahari?
  10. Apakah terdapat protein pada pemeriksaan urin Anda?
  11. Pernahkah Anda mengalami serangan kejang?

Jika seseorang menjawab "ya" untuk minimal 4 pertanyaan, ada kemungkinan ia menderita lupus dan perlu segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.