PDIP Ingatkan Pemerintah: Penulisan Sejarah Harus Berdasarkan Fakta, Bukan Narasi Pemenang

Momentum Hari Lahir Pancasila menjadi pengingat akan pentingnya penulisan sejarah yang akurat dan berimbang. Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, menekankan agar penulisan ulang sejarah tidak didasarkan pada narasi atau kepentingan kelompok tertentu, melainkan pada fakta-fakta yang ada. Pernyataan ini disampaikan Djarot seusai menghadiri upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Menurut Djarot, sejarah adalah catatan perjuangan bangsa yang harus disampaikan secara jujur dan transparan. Ia mencontohkan polemik seputar tanggal Hari Lahir Pancasila yang sempat diperdebatkan. Dulu, ada upaya untuk menggeser pemahaman tentang Hari Lahir Pancasila, namun para sejarawan meluruskan sejarah tersebut. Penulisan sejarah yang objektif, menurutnya, adalah kunci untuk memahami identitas dan jati diri bangsa. Jangan sampai, kata Djarot, sejarah ditulis untuk menutupi kesalahan atau membenarkan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Berikut poin-poin yang ditekankan Djarot terkait penulisan sejarah:

  • Fokus pada Fakta: Penulisan sejarah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terverifikasi, bukan pada interpretasi atau narasi yang subjektif.
  • Keterbukaan: Proses penulisan sejarah harus dilakukan secara terbuka dan transparan, melibatkan berbagai pihak dan perspektif.
  • Menghindari Penyimpangan: Sejarah tidak boleh disimpang-simpangkan atau ditutup-tutupi demi kepentingan politik atau ideologi tertentu.
  • Peran Ahli Sejarah: Dalam menelaah dan menulis sejarah, penting untuk melibatkan ahli sejarah yang kompeten dan independen.

Djarot juga menyinggung mengenai periodisasi sejarah seperti Orde Lama dan Orde Baru. Ia menyerahkan sepenuhnya penilaian dan penulisan tentang periode-periode tersebut kepada para ahli sejarah. Baginya, yang terpenting adalah bagaimana sejarah tersebut dapat dipelajari dan dipahami secara komprehensif, sehingga generasi mendatang dapat mengambil pelajaran berharga dari masa lalu.

Penekanan Djarot ini menjadi refleksi penting bagi semua pihak yang terlibat dalam penulisan dan penyebaran sejarah. Akurasi, objektivitas, dan keterbukaan adalah prinsip-prinsip utama yang harus dijunjung tinggi demi menjaga kebenaran sejarah dan membangun pemahaman yang utuh tentang perjalanan bangsa Indonesia.