Kiprah Gemilang Kluivert di Final Liga Champions: Rekor Gol Termuda yang Tak Lekang Waktu
Final Liga Champions selalu menjadi panggung bagi lahirnya bintang-bintang sepak bola dunia. Di antara gemerlapnya prestasi, rekor yang dicetak oleh Patrick Kluivert, mantan pelatih Timnas Indonesia, dalam daftar pencetak gol termuda di partai puncak kompetisi elit Eropa ini masih berdiri kokoh. Gol bersejarah yang dicetaknya pada tahun 1995 saat memperkuat Ajax Amsterdam menjadi bukti kualitas dan mentalitas juara yang dimilikinya.
Pada laga final Liga Champions 1995, Kluivert yang kala itu baru berusia 18 tahun 327 hari, menjadi penentu kemenangan Ajax Amsterdam atas AC Milan dengan skor 1-0. Gol tunggalnya tidak hanya mengantarkan Ajax meraih gelar juara, tetapi juga mengukir namanya dalam sejarah sebagai salah satu pencetak gol termuda di final Liga Champions. Tiga dekade berselang, rekor tersebut masih belum mampu dipecahkan oleh pemain manapun.
Kendati demikian, catatan impresif juga ditorehkan oleh dua pemain Paris Saint-Germain (PSG) dalam laga final kontra Inter Milan. Dalam pertandingan yang didominasi oleh PSG dengan skor telak 5-0, dua pemain muda mereka berhasil mencuri perhatian.
Senny Mayulu, pemain pengganti PSG, mencetak gol kelima bagi timnya pada menit ke-86. Pada saat itu, usianya baru menginjak 19 tahun 14 hari, menjadikannya pemain termuda kedua yang mencetak gol di final Liga Champions.
Selain Mayulu, gelandang serang PSG, Desire Doue, juga tampil memukau dengan mencetak dua gol dan satu assist. Di usia 19 tahun 362 hari, Doue menempati posisi keempat dalam daftar pencetak gol termuda di final Liga Champions.
Performa gemilang Doue tidak hanya membawanya menjadi pemain termuda yang mampu mencetak gol dan assist di final Liga Champions, tetapi juga membuatnya terharu hingga kehabisan kata-kata.
"Saya benar-benar kehabisan kata-kata. Ini sungguh luar biasa bagi saya, benar-benar luar biasa. Maaf, saya tak bisa mengungkapkannya," ujar Doué seusai pertandingan.
Doue juga melontarkan pujian setinggi langit kepada pelatih Luis Enrique, yang dianggapnya sebagai sosok revolusioner dalam perjalanan PSG.
"Dia sudah dua tahun di sini dan telah menciptakan sejarah bagi klub. Secara taktik dan mental, dia luar biasa, benar-benar luar biasa. Sebagai manusia, dia juga sangat menginspirasi," tambah pemain jebolan akademi Rennes tersebut.