BRIN: Kecerdasan Buatan Tidak Akan Menggeser Peran Esensial Guru
BRIN: Kecerdasan Buatan Tidak Akan Menggeser Peran Esensial Guru
Pernyataan tokoh teknologi dunia, Bill Gates, mengenai potensi kecerdasan buatan (AI) menggantikan guru, memicu diskusi di kalangan pakar pendidikan. Kepala Pusat Riset Pendidikan BRIN, Trina Fizzanty, memberikan pandangannya terkait isu tersebut.
Menurut Trina, yang diwawancarai melalui GMeet pada Minggu (1/6/2025), peran guru jauh melampaui sekadar transfer pengetahuan. Guru memiliki peran krusial sebagai pendidik karakter, yang menanamkan nilai-nilai seperti kedisiplinan, kejujuran, dan kemampuan bekerja sama. Fungsi ini, menurutnya, tidak dapat digantikan oleh AI.
"Peran guru juga sebagai mentor, sahabat, dan figur orang tua di mana anak-anak dapat mencurahkan isi hati mereka. Aspek ini sangat sulit, bahkan tidak mungkin, digantikan oleh AI," tegas Trina. Ia menekankan bahwa kekuatan manusia terletak pada kemampuan memberikan perhatian afektif kepada murid-muridnya.
Trina menjelaskan bahwa jika peran guru hanya sebatas pengajar yang mentransfer pengetahuan, maka posisinya memang rentan digantikan oleh AI. Namun, ketika guru mampu memberikan perhatian yang lebih luas, tidak hanya pada aspek kognitif tetapi juga afektif, maka perannya menjadi sangat penting dan sulit tergantikan.
Pemanfaatan AI dalam Pendidikan
Meski tidak dapat menggantikan peran guru secara keseluruhan, Trina mengakui bahwa AI memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. AI dapat membantu guru dalam tugas-tugas administratif, membebaskan mereka untuk fokus pada interaksi yang lebih personal dengan siswa.
Selain itu, AI dapat menjadi alat bantu bagi guru dalam mengembangkan ide-ide kreatif untuk materi pembelajaran yang menarik. Namun, Trina menekankan bahwa AI sebaiknya tidak menjadi satu-satunya sumber informasi bagi guru, melainkan sebagai teman diskusi untuk memperkaya proses pembelajaran.
Sebelumnya, Bill Gates dalam acara Tonight Show pada Maret 2025, menyampaikan visinya tentang era di mana kecerdasan buatan akan menjadi semakin mudah diakses dan terjangkau, bahkan berpotensi menggantikan peran dokter dan guru. Pernyataan ini kemudian memicu berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, termasuk dari pakar di BRIN.
Dengan demikian, integrasi AI dalam dunia pendidikan perlu dilakukan secara bijak dan hati-hati, dengan tetap mengedepankan peran esensial guru dalam membentuk karakter dan memberikan bimbingan personal kepada siswa.