Anak Muda Malang Raih Sukses Berkat Penjualan Kambing Kurban dengan Strategi 'Live Streaming'

Di tengah hiruk pikuk dunia digital, seorang pemuda asal Malang, Jawa Timur, membuktikan bahwa inovasi dan semangat kewirausahaan dapat membawa kesuksesan. Lucky Aditya Ramadhan, seorang milenial berusia 33 tahun, berhasil mengembangkan bisnis peternakan kambingnya hingga meraup keuntungan signifikan, khususnya menjelang Hari Raya Idul Adha.

Kisah sukses Lucky berawal dari keinginan pribadinya untuk berkurban. Pada Juli 2024, ia membeli seekor kambing dari daerah Singosari. Namun, ketertarikannya pada hewan ternak ini tidak berhenti di situ. Ia kemudian membeli seekor kambing remaja dari Banyuwangi dan seekor cempe (anak kambing). Langkah selanjutnya adalah membeli sepasang kambing etawa berkualitas kontes dari Nganjuk (betina) dan Singosari (pejantan). Investasi ini menjadi fondasi bagi bisnis peternakannya yang terus berkembang.

Pada Februari 2025, Lucky memutuskan untuk membangun kandang di daerah Lesanpuro, Kota Malang. Dari hanya empat ekor kambing di awal, kini ia memiliki delapan ekor yang dipersiapkan untuk penggemukan. Momentum Idul Adha menjadi peluang emas bagi Lucky. Sejak awal Mei, atau sebulan lebih sebelum hari raya, ia menerima banyak pesanan kambing kurban. Awalnya, lima ekor kambing sudah berhasil terjual.

Permintaan yang tinggi ini mendorong Lucky untuk menambah stok kambing dari pasar dan menjalin kemitraan dengan peternak di Dampit, Bululawang, Blitar, dan Tulungagung. Hingga saat ini, ia telah berhasil menjual 30 ekor kambing. Menurutnya, pencapaian ini sangat baik mengingat ia baru saja memulai bisnisnya.

Lucky menawarkan berbagai jenis kambing dengan harga yang bervariasi, menyesuaikan dengan kualitas dan jenisnya:

  • Peranakan Etawa (PE): Rp 5 juta hingga Rp 7,5 juta.
  • Senduro (Lumajang): (Kambing putih tanpa tanduk jumbo ekonomis) mulai Rp 4 juta.
  • Jawa Randu: Rp 3 juta hingga Rp 4,5 juta.
  • PE Jawa Randu (Pola Warna Unik): Rp 4,5 juta hingga Rp 8,5 juta.
  • Crossboer: Rp 3 juta hingga Rp 4 juta.

Lucky menjelaskan bahwa tren juga memengaruhi permintaan. Beberapa pembeli mencari kambing dengan corak kepala merah atau merah hitam.

Dalam menjalankan bisnisnya, Lucky dibantu oleh dua orang teman yang bertugas merawat kandang dan mencari pakan. Namun, kunci sukses utama Lucky terletak pada strategi pemasaran digitalnya. Ia memanfaatkan berbagai platform online seperti WhatsApp, TikTok, Facebook, dan Instagram untuk menjangkau calon pembeli. Bahkan, ia juga melakukan live streaming untuk mempromosikan kambing-kambingnya. Hasilnya, 80 persen pembelinya berasal dari online. Pelanggannya tidak hanya berasal dari Malang Raya, tetapi juga dari Madura, Gresik, Tangerang, hingga Jakarta.

Salah satu strategi yang ia terapkan adalah menawarkan gratis ongkos kirim untuk wilayah Malang Raya. Selain itu, ia juga sangat memperhatikan kesehatan dan pakan kambing-kambingnya. Ia memberikan suntik vitamin untuk semua kambing yang baru datang, menjaga kebersihan kandang, dan rutin memandikan kambing. Semua perawatan ini diberikan secara gratis.

Untuk pakan, Lucky menggunakan combor atau ampas tahu yang dicampur dengan polar konsentrat, kulit kedelai, dan air kedelai. Ia juga memberikan hijauan dedaunan.

Di luar momen Idul Adha, Lucky juga melayani permintaan aqiqah, termasuk jasa memasaknya, dengan harga kambing mulai dari Rp 2 juta. Ke depan, ia berencana untuk tetap menjalankan ternak kambing untuk aqiqah dalam skala kecil. Namun, fokus utamanya tetap pada penggemukan kambing untuk momen Idul Adha, yang dimulai empat bulan sebelum hari raya.