Konflik Perbatasan Berujung Maut: Warga Hulu Sungai Selatan Ditemukan Tewas Tanpa Kepala

Tragedi mengerikan mengguncang Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, ketika seorang pria berinisial J (40) ditemukan tewas tanpa kepala di kawasan hutan yang menjadi sengketa perbatasan. Penemuan mayat pada hari Sabtu, 31 Mei 2025, tersebut diduga kuat merupakan puncak dari konflik berkepanjangan antara warga Desa Muara Ulang dan eks-Desa Kumuh terkait masalah tapal batas.

Kepala Kepolisian Resor HSS, AKBP M Yakin Rusdi, mengonfirmasi bahwa insiden berdarah ini dipicu oleh perselisihan lama mengenai batas wilayah desa. Jasad korban ditemukan di dekat titik yang menjadi sengketa antara kedua desa. Konflik perbatasan ini, menurut AKBP Yakin, telah berlangsung selama kurang lebih 15 tahun, melibatkan perbatasan antara Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dan HSS. Akar permasalahan bermula ketika Desa Kumuh, yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah HSS, memutuskan untuk bergabung dengan HST dengan alasan akses jalan yang lebih baik.

Keputusan ini rupanya memicu penolakan dari sebagian warga HSS, yang merasa dirugikan dengan perubahan tersebut. Penolakan inilah yang kemudian berkembang menjadi konflik yang tak kunjung usai. Untuk mencegah eskalasi lebih lanjut, aparat kepolisian dari Polres HSS dan HST telah diterjunkan ke lokasi perbatasan untuk melakukan pengamanan dan mediasi. AKBP Yakin juga menyatakan telah berkoordinasi dengan tokoh-tokoh adat setempat untuk membantu meredakan ketegangan dan mencegah terjadinya aksi balasan.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait situasi ini:

  • Identitas Korban: J, seorang pria berusia 40 tahun, warga Desa Muara Ulang.
  • Lokasi Kejadian: Hutan perbatasan antara Desa Muara Ulang dan eks-Desa Kumuh, Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan.
  • Penyebab Konflik: Sengketa tapal batas yang telah berlangsung selama 15 tahun antara warga Desa Muara Ulang (HSS) dan eks-Desa Kumuh (HST).
  • Tindakan Kepolisian: Penempatan personel di perbatasan, mediasi dengan tokoh adat, dan imbauan kepada warga untuk menahan diri.

Saat ini, pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap pelaku pembunuhan dan motif sebenarnya di balik tindakan keji tersebut. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya.