Ancaman Longsor Susulan Hentikan Sementara Pencarian Korban di Gunung Kuda

Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Cirebon, Jawa Barat, menyebabkan serangkaian longsor susulan di area Gunung Kuda, memaksa tim SAR gabungan menghentikan sementara operasi pencarian enam korban yang masih hilang. Keputusan sulit ini diambil demi keselamatan para petugas di lapangan, mengingat intensitas longsor susulan yang terus meningkat dan membahayakan.

Sejak awal operasi pencarian, tim SAR gabungan telah menghadapi tantangan berat akibat kondisi cuaca ekstrem dan labilnya struktur tanah di sekitar lokasi longsor. Longsor susulan terjadi berulang kali, mengancam keselamatan tim dan menghambat proses evakuasi. Pada hari pertama pencarian, longsor terjadi hingga tiga kali pada malam hari. Kondisi serupa terulang di hari kedua dengan dua kali longsoran. Puncaknya terjadi pada hari Minggu, sekitar pukul 10.41 WIB, ketika longsor susulan yang cukup besar memaksa seluruh petugas berlarian menyelamatkan diri.

Komandan Kodim 0620 Kabupaten Cirebon, Letkol Inf Mukhammad Yusron, menjelaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah keselamatan tim. "Longsor susulan sangat sering sekali. Hari pertama saja, di malam hari tiga kali longsor, hari kedua, dua kali longsoran, dan hari ini tiga kali longsoran, jadi sangat rawan sekali," ungkapnya usai apel penghentian sementara. Yusron menambahkan bahwa keputusan ini juga didasarkan pada rekomendasi dari tim inspektur Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menyarankan penggunaan alat pendeteksi gerakan tanah untuk memantau kondisi di lokasi longsor secara real-time dan meningkatkan keamanan tim evakuasi.

Alat pendeteksi gerakan tanah, bernama Total Station, diharapkan dapat membantu memprediksi potensi longsor susulan sehingga tim evakuasi dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Kementerian ESDM berjanji akan segera mengirimkan alat tersebut ke lokasi dan diharapkan dapat digunakan pada hari berikutnya. Yusron menekankan bahwa ia tidak ingin proses pencarian justru menimbulkan korban jiwa baru. Oleh karena itu, penggunaan alat deteksi dini dianggap sangat penting.

Sebelum penghentian sementara ini, tim SAR gabungan berhasil menemukan dua jenazah korban longsor, yaitu Nalo Sanjaya (53) dan Wahyu Galih (26), keduanya warga Kabupaten Cirebon. Dengan penemuan ini, total korban meninggal dunia yang berhasil ditemukan mencapai 19 orang. Rinciannya, 14 orang ditemukan pada hari pertama, 3 orang pada hari kedua, dan 2 orang pada hari ketiga. Namun, masih ada enam orang yang belum ditemukan dan menjadi prioritas dalam operasi pencarian selanjutnya.

Operasi pencarian akan dilanjutkan setelah kondisi cuaca membaik dan alat pendeteksi gerakan tanah tiba di lokasi. Tim SAR gabungan akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian ESDM, untuk memastikan keselamatan tim dan efektivitas operasi pencarian.