Tragedi di Makassar: Siswa SD Meninggal Dunia Akibat Dugaan Tindak Kekerasan oleh Teman Sebaya

Investigasi Mendalam Kasus Kematian Siswa SD di Makassar

Kota Makassar digegerkan dengan meninggalnya seorang siswa Sekolah Dasar (SD) berinisial MRA, yang diduga menjadi korban tindak kekerasan oleh teman-temannya. Polrestabes Makassar saat ini tengah melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap fakta di balik kejadian tragis ini.

Kombes Pol Arya Perdana, Kapolrestabes Makassar, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil otopsi dari tim forensik RS Bhayangkara Makassar. Hasil otopsi ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat mengenai penyebab pasti kematian korban.

"Penyebab kematian harus didasarkan pada hasil otopsi dari pihak kedokteran. Dokter yang akan menentukan penyebab meninggalnya," ujar Kombes Pol Arya Perdana kepada awak media di Mapolsek Rappocini.

Sembari menunggu hasil otopsi, pihak kepolisian telah memulai serangkaian tindakan investigasi, termasuk pemeriksaan saksi-saksi dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Kami akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi terlebih dahulu, kemudian melakukan pengecekan TKP. Setelah itu, kami akan menunggu hasil otopsi dari pihak dokter, karena harus dianalisa terlebih dahulu," jelas Arya.

Pemeriksaan terhadap orang tua korban untuk sementara waktu ditunda, mengingat suasana duka yang mendalam. Namun, pihak kepolisian berencana untuk memeriksa orang tua, teman-teman sekolah, serta guru-guru korban dalam waktu dekat.

"Orang tua, teman-teman sekolah, dan guru-gurunya akan kami periksa," imbuhnya.

Berdasarkan informasi awal, terdapat dugaan bahwa pelaku penganiayaan terhadap MRA lebih dari dua orang. Hal ini menjadi fokus utama dalam penyelidikan yang sedang berlangsung.

"Dugaan sementara, pelaku penganiayaan lebih dari dua orang. Namun, ini masih dalam tahap penyelidikan. Kami akan menyelidiki berdasarkan keterangan dari orang tua korban. Di tubuh korban juga terdapat beberapa luka lebam," pungkasnya.

Sebelumnya, MRA ditemukan dengan luka lebam dan luka bakar di tubuhnya. Korban sempat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit selama kurang lebih lima hari sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada hari Jumat, 30 Mei 2025.

Kasus ini menjadi perhatian serius pihak kepolisian dan masyarakat Makassar. Upaya penegakan hukum yang transparan dan adil diharapkan dapat memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya, serta mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam kasus ini:

  • Penyebab kematian: Hasil otopsi akan menentukan penyebab pasti kematian MRA.
  • Jumlah pelaku: Polisi menduga pelaku penganiayaan lebih dari dua orang.
  • Pemeriksaan saksi: Orang tua, teman-teman sekolah, dan guru-guru korban akan diperiksa.
  • Motif: Motif penganiayaan masih dalam penyelidikan.

Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan dan perlindungan terhadap anak-anak, serta perlunya tindakan tegas terhadap segala bentuk kekerasan di lingkungan sekolah maupun masyarakat.