Ade Armando: Jokowi Akan Lebih Efektif Memimpin PSI Dibandingkan Golkar
Ade Armando: Jokowi Akan Lebih Efektif Memimpin PSI Dibandingkan Golkar
Pengamat politik dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando, berpendapat bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan lebih strategis jika bergabung dengan PSI daripada Golkar setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden. Menurutnya, struktur internal Golkar yang kompleks dengan berbagai faksi dapat menghambat kemampuan Jokowi untuk menerapkan kepemimpinannya secara efektif.
Alasan Ade Armando
Ade Armando menjelaskan bahwa Golkar, sebagai partai besar, memiliki dinamika internal yang rumit. Keberadaan berbagai faksi di dalam partai dapat mempersulit Jokowi dalam mengambil keputusan dan menjalankan agenda-agenda yang diinginkannya. Ia memberikan contoh bagaimana selama menjabat sebagai presiden, Jokowi harus mempertimbangkan berbagai kepentingan kelompok di dalam pemerintahan, sehingga tidak bisa sepenuhnya menjalankan kebijakan sesuai dengan visinya.
Berbeda dengan Golkar, Ade Armando melihat PSI sebagai partai yang lebih fleksibel dan mudah diatur. Ia berpendapat bahwa Jokowi akan memiliki keleluasaan lebih besar untuk membentuk dan mengembangkan PSI sesuai dengan arah yang diinginkannya. Apalagi, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PSI, sehingga akan mempermudah komunikasi dan koordinasi.
Peluang Jokowi di PSI
Ade Armando meyakini bahwa jika Jokowi bergabung dan menjadi Ketua Umum PSI, ia dapat membangun partai tersebut menjadi contoh teladan dalam berpolitik. Salah satu contohnya adalah dengan menerapkan sistem pemilihan ketua umum secara langsung, one man one vote, yang akan melibatkan seluruh kader partai. Dengan demikian, PSI dapat menjadi partai yang lebih demokratis dan partisipatif.
PSI sendiri saat ini tengah membuka pendaftaran calon ketua umum, yang berlangsung dari 13 hingga 31 Mei 2025. Setelah proses pendaftaran selesai, nama-nama calon akan diumumkan pada 18 Juni 2025. Selanjutnya, para calon akan memasuki masa kampanye dari 19 Juni hingga 11 Juli 2025. Pemilihan akan dilakukan secara daring oleh seluruh kader PSI pada 12-19 Juli 2025, dan pengumuman ketua umum terpilih akan dilaksanakan pada 19 Juli 2025 di Solo, Jawa Tengah.
Rumor Jokowi ke Golkar
Sebelumnya, sempat beredar rumor bahwa Jokowi akan bergabung dengan Golkar setelah tidak lagi menjadi bagian dari PDI-P. Politikus senior Golkar, Idrus Marham, bahkan menyatakan bahwa ada posisi strategis yang ditawarkan kepada Jokowi jika ia bersedia bergabung. Kedekatan Jokowi dengan Bahlil Lahadalia, yang disebut-sebut akan menggantikan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum, juga dianggap sebagai faktor yang membuka jalan bagi Jokowi untuk masuk ke Golkar.
Namun, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Golkar, Puteri Komaruddin, menyatakan bahwa pihaknya akan menghormati keputusan Jokowi jika akhirnya memilih untuk bergabung dengan PSI. Ia meyakini bahwa Jokowi akan mempertimbangkan dengan matang di mana ia dapat memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara.
Dengan demikian, masa depan politik Jokowi setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden masih menjadi teka-teki. Pilihan antara bergabung dengan PSI atau Golkar, atau bahkan mengambil jalan lain, sepenuhnya berada di tangan Jokowi.