Ketika Kencan Berujung Petaka: Lima Kisah Pilu Akibat Makanan
Kencan dan Makanan: Kombinasi yang Tidak Selalu Manis
Momen kencan, terutama di tahap awal hubungan, seringkali diisi dengan aktivitas menyenangkan seperti jalan-jalan, menonton film, atau menikmati hidangan bersama. Makan bersama, khususnya, menjadi pilihan populer karena suasananya yang santai dan memungkinkan pasangan untuk saling mengenal lebih dekat. Namun, di balik kesan kasual tersebut, tersimpan potensi masalah yang bisa mengubah kencan romantis menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan, bahkan tragis.
Berbagai faktor dapat memicu kegagalan kencan saat makan. Perdebatan kecil, perbedaan pendapat soal pembayaran, hingga perasaan diabaikan bisa menjadi pemicu keretakan dalam momen yang seharusnya mempererat hubungan. Bahkan, alergi makanan yang tidak terduga pun dapat berakibat fatal.
Berikut adalah lima kisah kencan yang berubah menjadi mimpi buruk akibat masalah yang berkaitan dengan makanan:
-
Tragedi Alergi di Kencan Pertama: Alison Pickering, seorang remaja dari Texas, mengalami pengalaman pahit yang tak terlupakan pada kencan pertamanya. Setelah menyantap ikan mahi-mahi yang ternyata mengandung saus kacang, Alison mengalami syok anafilaksis yang berujung pada kematian. Padahal, restoran tersebut sebelumnya pernah ia kunjungi dan menyajikan hidangan yang sama tanpa kacang. Sayangnya, perubahan resep kali ini tidak diinformasikan kepada pelanggan. Meskipun sempat menggunakan EpiPen dan mendapatkan pertolongan medis, nyawa Alison tidak dapat diselamatkan. Orang tua Alison kini mengadvokasi restoran untuk lebih transparan mengenai bahan makanan, termasuk memberikan label yang jelas tentang alergen.
-
Tagihan yang Memisahkan: Alex Colboth, seorang wanita yang bertemu dengan seorang pria melalui aplikasi Tinder, dikejutkan oleh permintaan tak terduga dari teman kencannya. Setelah kencan mereka tidak berlanjut, pria tersebut meminta Alex untuk mengembalikan sebagian uang makan. Pria itu merasa berhak atas pengembalian dana karena mereka tidak akan bertemu lagi. Ia merinci pengeluarannya, termasuk biaya kunjungan ke tiga bar dan makan di restoran, dan meminta $35 sebagai ganti rugi. Alex yang merasa kesal membagikan percakapan tersebut di media sosial, yang kemudian menuai berbagai reaksi dari netizen. Sebagian besar mengkritik pria tersebut karena dianggap tidak tulus, sementara yang lain berpendapat bahwa pembagian biaya kencan seharusnya dibicarakan dan disepakati bersama.
-
Laporan Polisi Akibat Bon Makan: Di Moskow, Rusia, seorang pria melaporkan kekasihnya ke polisi setelah insiden tak terduga saat kencan pertama mereka. Keduanya bertemu melalui situs online dan sepakat untuk makan malam di sebuah restoran. Saat tagihan sebesar 16.000 rubel (sekitar Rp 3,2 juta) datang, pria tersebut mengusulkan untuk membayar patungan. Namun, sang wanita menolak dengan alasan bahwa pria itu memesan lebih banyak makanan, sehingga seharusnya ia yang membayar seluruh tagihan. Setelah berdebat, wanita itu meninggalkan kafe begitu saja, memaksa sang pria untuk membayar seluruh tagihan sendirian. Merasa ditipu, pria berusia 28 tahun itu melaporkan kejadian tersebut ke polisi, dan kasus ini masih dalam penyelidikan.
-
Ponsel di Dalam Hot Pot: Seorang wanita di China merasa diabaikan oleh kekasihnya yang terlalu asyik dengan ponselnya saat mereka berkencan di sebuah restoran hot pot. Meskipun wanita itu berusaha untuk mendapatkan perhatiannya, usahanya sia-sia. Merasa jengkel, wanita itu mengambil ponsel dari tangan kekasihnya dan melemparkannya ke dalam panci berisi kaldu hot pot yang panas. Setelah itu, wanita itu pergi meninggalkan kekasihnya yang panik meminta bantuan para pelayan untuk mengeluarkan ponselnya dari dalam kuah hot pot.
-
Trauma Lobster dan Wine: Seorang pria pengguna Reddit asal Eropa menceritakan pengalamannya saat berkencan dengan seorang wanita. Saat itu, pria tersebut masih berstatus mahasiswa dan tidak memiliki banyak uang. Tagihan makan mereka mencapai €110 (sekitar Rp 2 juta) karena wanita itu memesan lobster dan wine yang mahal, sementara pria itu hanya memesan spaghetti dan bir. Pria itu hanya membayar tagihan makanannya sendiri. Ketika ia mengajak wanita itu untuk kencan kedua, wanita itu menolaknya dan menuduhnya tidak sopan karena tidak mau membayari makanannya. Pria itu membela diri dengan mengatakan bahwa ia harus bekerja paruh waktu selama 60 jam seminggu untuk bisa mengajak wanita tersebut berkencan.