Arak Bali Siap Merambah Pasar Tiongkok dengan Ekspor Perdana 20 Ribu Botol
Bali bersiap untuk melakukan ekspor perdana arak tradisional ke Tiongkok. Gubernur Bali, Wayan Koster, mengumumkan rencana pengiriman 20 ribu botol arak Bali pada Juni 2025. Langkah ini menandai babak baru bagi industri arak Bali, yang sebelumnya menghadapi berbagai tantangan.
Ekspor ini akan menjadi tonggak sejarah karena produk yang dipilih merupakan hasil karya perajin arak dari Buleleng, yang terkenal dengan kualitas araknya. Menurut Koster, pemilihan arak Buleleng ini didasarkan pada cita rasanya yang unggul. Pemerintah Tiongkok, bersama dengan sejumlah pengusaha, telah melakukan riset mendalam terhadap berbagai jenis minuman beralkohol dari berbagai negara sebelum akhirnya menjatuhkan pilihan pada arak Bali.
Koster menceritakan bahwa perwakilan dari Tiongkok bahkan telah mengunjungi langsung para produsen arak di Buleleng untuk memastikan kualitas dan proses produksi. Dulu, para penjual arak seringkali berhadapan dengan masalah hukum, namun kini, produk mereka diakui dan bahkan memiliki potensi ekspor yang besar.
Gubernur Koster juga menyinggung tentang kesehatan dirinya yang prima, yang menurutnya salah satunya disebabkan oleh konsumsi rutin kopi yang dicampur dengan arak Bali.
Pemerintah Provinsi Bali sendiri telah menetapkan Hari Arak Bali setiap tanggal 29 Januari. Ketetapan ini tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 929/03-I/HK/2022. Penetapan Hari Arak Bali ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan atau Destilasi Khas Bali. Arak Bali juga telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada tahun 2022 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Ekspor arak ke Tiongkok ini diharapkan dapat membuka peluang pasar yang lebih besar bagi produk-produk lokal Bali dan meningkatkan kesejahteraan para perajin arak.