Wukuf di Arafah: Pilar Utama Ibadah Haji dalam Rangkaian Armuzna
Ibadah haji, sebagai rukun Islam kelima, memiliki serangkaian amalan yang wajib ditunaikan agar ibadah tersebut sah dan diterima oleh Allah SWT. Rukun haji merupakan fondasi utama yang meliputi beberapa tahapan penting. Salah satu rukun yang krusial dan menjadi inti dari ibadah haji adalah wukuf di Arafah.
Wukuf di Arafah merupakan puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji. Ibadah ini dilaksanakan di Padang Arafah, sebuah dataran luas yang terletak di sebelah timur Kota Mekkah. Jutaan jemaah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk melaksanakan wukuf. Wukuf adalah berdiam diri di Arafah, merenungkan diri, memohon ampunan, dan memperbanyak doa kepada Allah SWT. Tanpa melaksanakan wukuf, ibadah haji seseorang dianggap tidak sah.
Kedudukan Wukuf dalam Rangkaian Ibadah Haji
Wukuf di Arafah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam ibadah haji. Rasulullah SAW bersabda, "Haji itu adalah Arafah." Hadis ini menunjukkan bahwa wukuf merupakan esensi dari ibadah haji. Para ulama sepakat bahwa wukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling agung. Jemaah haji yang tidak melaksanakan wukuf, maka hajinya tidak sah dan wajib membayar dam (denda).
Pelaksanaan Wukuf di Arafah
Pada hari pelaksanaan wukuf, jemaah haji mendengarkan khutbah wukuf yang disampaikan oleh seorang ulama. Khutbah ini berisi nasihat-nasihat agama, pengingat tentang kebesaran Allah SWT, dan ajakan untuk bertaubat serta memperbaiki diri. Setelah khutbah, jemaah melaksanakan salat Dzuhur dan Ashar secara berjamaah dengan metode jama' taqdim qasar. Selanjutnya, jemaah memperbanyak doa, zikir, dan membaca Al-Qur'an. Waktu wukuf dimulai setelah tergelincirnya matahari (waktu Dzuhur) pada tanggal 9 Dzulhijjah dan berakhir hingga terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Armuzna: Arafah, Muzdalifah, dan Mina
Armuzna merupakan akronim dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina, tiga lokasi penting dalam rangkaian ibadah haji. Setelah melaksanakan wukuf di Arafah, jemaah haji bergerak menuju Muzdalifah untuk melaksanakan mabit (bermalam). Di Muzdalifah, jemaah mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melontar jumrah di Mina. Mabit di Muzdalifah hukumnya wajib.
Setelah mabit di Muzdalifah, jemaah haji melanjutkan perjalanan ke Mina. Di Mina, jemaah melaksanakan serangkaian amalan, antara lain melontar jumrah, menyembelih hewan kurban (bagi yang mampu), dan bercukur atau memotong rambut. Melontar jumrah merupakan simbolisasi penolakan terhadap godaan setan.
Sejarah Singkat Arafah, Muzdalifah, dan Mina
- Arafah: Dipercaya sebagai tempat pertemuan Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah diturunkan dari surga.
- Muzdalifah: Tempat Rasulullah SAW melaksanakan salat Maghrib dan Isya secara jamak ta'khir setelah wukuf di Arafah.
- Mina: Lokasi penting dalam sejarah Islam, termasuk tempat Nabi Ibrahim AS bersedia mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT.
Dengan memahami makna dan tata cara pelaksanaan wukuf di Arafah serta rangkaian ibadah di Armuzna, diharapkan jemaah haji dapat melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan memperoleh haji yang mabrur.