Tragedi Longsor Tambang Cirebon: Kementerian ESDM Pertimbangkan Evaluasi Menyeluruh
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merespons insiden longsor di area pertambangan batu alam Gunung Kuda, Cirebon, dengan serius. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa tim investigasi telah diterjunkan ke lokasi kejadian. Bahkan, Bahlil sendiri berencana untuk meninjau langsung lokasi yang dilaporkan menelan korban jiwa, dengan perkiraan mencapai sepuluh orang.
"Tim saya sudah berada di lokasi hari ini, dan saya berencana untuk menyusul besok atau lusa," ujar Bahlil di Jakarta, Senin (2 Juni 2025). Ia menambahkan bahwa meskipun perizinan tambang di wilayah Cirebon merupakan kewenangan pemerintah daerah, skala kejadian ini mendorong Kementerian ESDM untuk mempertimbangkan evaluasi menyeluruh.
Lebih lanjut, Bahlil menegaskan, "Meskipun ini adalah galian C, yang izinnya telah dilimpahkan ke pemerintah daerah, dengan kondisi seperti ini, tidak menutup kemungkinan untuk melakukan evaluasi total." Pernyataan ini mengindikasikan adanya potensi perubahan kebijakan atau pengawasan yang lebih ketat terhadap aktivitas pertambangan di daerah.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, telah mengumumkan pengiriman Tim Inspektur Tambang ke Cirebon sejak Minggu lalu. Tim ini bertugas melakukan investigasi teknis lapangan untuk mengungkap penyebab longsor dan memastikan penerapan kaidah pertambangan yang baik. Kementerian ESDM juga menyampaikan duka cita mendalam atas musibah ini, yang terjadi di wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi milik Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah.
Tri Winarno menjelaskan bahwa investigasi akan mencakup beberapa tahapan:
- Pemetaan lokasi: Menggunakan drone untuk mendapatkan gambaran komprehensif mengenai skala kerusakan dan kondisi medan.
- Asesmen potensi longsor susulan: Mengidentifikasi risiko longsor lanjutan untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak.
- Analisis faktor penyebab: Mengevaluasi berbagai aspek, termasuk teknis, prosedur operasional, dampak lingkungan, dan kondisi kerja di lokasi tambang.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Kementerian ESDM untuk tidak hanya menanggapi insiden, tetapi juga mencegah kejadian serupa di masa depan. Evaluasi total yang dipertimbangkan dapat mencakup peninjauan izin pertambangan, peningkatan pengawasan, dan penerapan standar keselamatan yang lebih ketat.