Korea Utara Tegaskan Kemitraan dengan Rusia untuk Stabilitas Kawasan
Korea Utara dengan tegas membela kemitraan militernya yang semakin erat dengan Rusia, mengklaim bahwa hubungan tersebut bertujuan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di kawasan Eropa dan Asia. Penegasan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional mengenai implikasi dari kerja sama militer kedua negara.
Pyongyang menyatakan bahwa kolaborasi strategisnya dengan Moskow didasarkan pada prinsip saling menghormati kedaulatan, integritas wilayah, dan kepentingan keamanan masing-masing negara. Menurut seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Utara, hubungan ini merupakan wujud ideal dari relasi antarnegara, yang berlandaskan kesetaraan dan keadilan. Korea Utara bahkan mengklaim bahwa kemitraannya dengan Rusia berkontribusi pada pembentukan tatanan dunia multibipolar yang lebih adil.
Klaim ini muncul setelah pembentukan Tim Pemantau Sanksi Multilateral, sebuah kelompok yang terdiri dari Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, dan delapan negara lainnya. Tim ini dibentuk untuk memantau dan melaporkan potensi pelanggaran sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara, menyusul veto Rusia terhadap resolusi yang memperpanjang mandat pemantauan PBB. Veto tersebut secara efektif mengakhiri mekanisme yang telah berjalan sejak 2006 untuk memastikan kepatuhan Korea Utara terhadap sanksi.
Tim Pemantau Sanksi Multilateral menyoroti peningkatan signifikan dalam pengiriman amunisi artileri dan peluncur roket dari Korea Utara ke Rusia pada tahun 2024. Diperkirakan sebanyak sembilan juta butir amunisi campuran telah dikirimkan melalui kapal-kapal berbendera Rusia. Sebagai imbalannya, Rusia diduga memasok peralatan pertahanan udara dan rudal anti-pesawat kepada Korea Utara. Konfirmasi resmi dari Korea Utara mengenai pengiriman pasukan ke Rusia untuk mendukung operasi militer di Ukraina semakin memperkuat dugaan tersebut.
Meskipun menghadapi kecaman internasional dan sanksi, Korea Utara tetap teguh dalam pendiriannya bahwa kerja samanya dengan Rusia adalah sah dan berkontribusi pada stabilitas regional dan global. Pyongyang bersikeras bahwa kemitraan ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk membangun tatanan dunia yang lebih adil dan multipolar.