Tren 'Dumb Phone' di Kalangan Gen Z: Upaya Detoksifikasi Digital dan Peningkatan Fokus
Generasi Z, yang lekat dengan citra digital dan ketergantungan pada smartphone, kini menunjukkan tren menarik: beralih ke feature phone atau yang lebih dikenal dengan sebutan 'dumb phone'. Fenomena ini didorong oleh keinginan untuk mengurangi kecemasan, meningkatkan fokus, dan menjalin interaksi sosial yang lebih bermakna.
Banyak anggota Gen Z yang memamerkan perangkat flip phone klasik mereka di media sosial, seperti model dari Motorola dan Nokia. Alasan utama di balik peralihan ini adalah untuk mengurangi paparan terhadap notifikasi dan gangguan digital yang terus-menerus, yang dianggap sebagai penyebab utama stres dan kecemasan. Seorang pengguna TikTok, @iamcrispynugget, bahkan melakukan eksperimen dengan menggunakan dumb phone selama 30 hari untuk 'mereset' otaknya. Hasilnya mengejutkan, ia menyadari bahwa ia membuka smartphone-nya rata-rata 160 kali sehari. Pengakuan ini menjadi representasi dari banyak anak muda yang merasa bahwa smartphone telah menjadi sumber distraksi utama dan berkontribusi pada perubahan suasana hati yang tidak stabil.
Dumb phone menawarkan pengalaman yang sangat berbeda. Pengguna harus beradaptasi dengan keterbatasan fitur, seperti tidak adanya akses mudah ke Google Maps atau email. Hal ini memaksa mereka untuk membawa barang-barang fisik seperti kunci dan uang tunai, yang sebelumnya telah digantikan oleh aplikasi di smartphone. Namun, dalam jangka panjang, banyak yang melaporkan manfaat positif, termasuk penurunan tingkat kecemasan dan peningkatan kemampuan untuk fokus. Kehadiran fitur media sosial yang memicu FOMO (Fear of Missing Out) pun menghilang seiring dengan beralihnya ke dumb phone.
Selain manfaat kesehatan mental, dumb phone juga dipandang sebagai alat untuk meningkatkan kualitas interaksi sosial. Dengan mengurangi gangguan dari smartphone, anak muda dapat lebih hadir dan terlibat dalam percakapan dengan teman-teman mereka. Sammy, seorang anak muda yang menggunakan dumb phone mengatakan bahwa salah satu temannya tidak pernah membuka smartphone-nya saat sedang berkumpul, dan dia selalu bersenang-senang dan mudah bergaul. Hal ini mendorong generasi muda lain untuk mengikuti tren tersebut.
Tren dumb phone sebenarnya sudah mulai terlihat sejak tahun 2022, didorong oleh kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. Hal ini memberikan angin segar bagi vendor yang masih memproduksi feature phone, seperti HMD Global. Bahkan, HMD Global berhasil menjual puluhan ribu unit feature phone setiap bulan di Amerika Serikat pada tahun 2022. HMD Global, pemegang merek Nokia, terus merilis feature phone baru, termasuk flip phone HMD Barbie dan menghidupkan kembali model klasik seperti Nokia 3210, 3310, dan 8210.
Perusahaan lain seperti Punkt dan Light juga memanfaatkan tren ini dengan menawarkan ponsel yang dirancang khusus untuk mengurangi ketergantungan pada smartphone dan media sosial. Mereka bahkan menggandeng influencer untuk mempromosikan produk mereka di YouTube, menunjukkan bahwa dumb phone bukan hanya sekadar tren sesaat, tetapi juga bagian dari gaya hidup yang lebih sadar dan seimbang.
-
Kelebihan 'Dumb Phone'
- Mengurangi kecemasan
- Meningkatkan fokus
- Meningkatkan kualitas interaksi sosial
- Mengurangi distraksi
-
Model 'Dumb Phone' yang Populer
- Motorola (model flip phone)
- Nokia 3210, 3310, dan 8210
- HMD Barbie flip phone
- Punkt Phone
- Light Phone