Keresahan Warga Indragiri Hilir Akibat Kemunculan Harimau Sumatera: Tim Gabungan Pasang Perangkap

Harimau Sumatera Resahkan Warga Indragiri Hilir, Tim Gabungan Bergerak

Kemunculan seekor harimau sumatera di sekitar permukiman warga Desa Griya Mukti Jaya, Kecamatan Teluk Bengkong, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, telah memicu keresahan di kalangan masyarakat setempat. Diduga, satwa dilindungi ini telah memangsa sejumlah hewan ternak milik warga.

Menanggapi situasi ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau segera mengambil langkah-langkah penanganan. Bersama dengan personel TNI, Polri, dan aparat desa, BBKSDA membentuk tim gabungan untuk melakukan mitigasi konflik antara manusia dan harimau.

"Prioritas utama kami adalah keselamatan warga dan satwa liar. Tim di lapangan berupaya mencegah interaksi negatif lebih lanjut antara harimau dan manusia," ujar perwakilan BBKSDA Riau.

Pemasangan Perangkap dan Monitoring Intensif

Sebagai bagian dari upaya penanganan, tim gabungan telah memasang sebuah boxtrap atau kandang perangkap di area yang diperkirakan menjadi jalur perlintasan harimau. Perangkap ini dilengkapi dengan umpan berupa daging untuk menarik perhatian satwa tersebut. Selain itu, kamera trap juga dipasang di sekitar lokasi untuk memantau pergerakan harimau secara real-time.

"Pemasangan boxtrap ini merupakan langkah preventif untuk meminimalisir potensi konflik. Kami juga terus melakukan monitoring intensif untuk memahami pola pergerakan harimau dan mengambil tindakan yang sesuai," jelasnya.

Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda harimau memasuki kandang perangkap. Namun, tim gabungan terus meningkatkan patroli dan sosialisasi kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah, terutama di area perkebunan.

Dampak pada Aktivitas Warga

Kemunculan harimau sumatera ini telah berdampak signifikan pada aktivitas sehari-hari warga Desa Griya Mukti Jaya. Banyak warga yang merasa takut untuk pergi ke kebun atau ladang karena khawatir menjadi korban serangan harimau. Hilangnya sejumlah hewan ternak juga menambah beban ekonomi bagi masyarakat.

"Kami berharap pemerintah dapat segera mengatasi masalah ini agar warga dapat kembali beraktivitas dengan tenang dan aman," ungkap salah seorang warga.

Upaya Mitigasi Jangka Panjang

Selain penanganan jangka pendek, BBKSDA Riau juga tengah menyusun rencana mitigasi jangka panjang untuk mengurangi potensi konflik antara manusia dan harimau di wilayah tersebut. Rencana ini meliputi:

  • Edukasi dan Sosialisasi: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi harimau sumatera dan cara hidup berdampingan secara aman dengan satwa liar.
  • Pengamanan Habitat: Memperbaiki dan memulihkan habitat harimau sumatera untuk memastikan ketersediaan pakan dan tempat berlindung yang cukup.
  • Penguatan Kelembagaan: Meningkatkan kapasitas petugas lapangan dalam penanganan konflik manusia-harimau.

Dengan upaya yang komprehensif, diharapkan konflik antara manusia dan harimau sumatera di Indragiri Hilir dapat diminimalisir dan kelestarian satwa dilindungi ini dapat terus terjaga.