Berkah Kurban Prabowo: Peternak Blitar Wujudkan Impian Haji Orang Tua

Kisah mengharukan datang dari Blitar, Jawa Timur, ketika seekor sapi Limousin milik Faizul Mansur, seorang peternak dari Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, terpilih menjadi hewan kurban Presiden Prabowo Subianto. Lebih dari sekadar transaksi jual beli, peristiwa ini membawa berkah tersendiri bagi keluarga Mansur, khususnya dalam mewujudkan impian kedua orang tua mereka untuk menunaikan ibadah haji.

Sapi berbobot hampir satu ton tersebut awalnya ditawarkan dengan harga sekitar Rp 80 juta. Namun, pihak Sekretariat Negara (Setneg) memberikan apresiasi lebih dengan membayar Rp 125 juta. Ida Masfufah, istri Mansur, mengungkapkan kebahagiaannya saat mengetahui nominal pembayaran tersebut. Ia meyakini, kebaikan hati pihak Setneg tergerak setelah mengetahui bahwa hasil penjualan sapi akan digunakan untuk membiayai ibadah haji kedua ibu mereka.

Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk melunasi biaya haji Juwariyah (73), ibunda Ida, dan Miratun (78), ibunda Mansur, yang telah lama mendaftar. Mansur mengungkapkan rasa syukur mendalam atas rezeki tak terduga ini, yang memungkinkan mereka segera melunasi biaya haji yang mencapai sekitar Rp 100 juta.

Sapi yang dibeli Setneg ini bukan sapi sembarangan. Ia telah dirawat Mansur sejak kecil, lahir dari indukan yang ia miliki sendiri. Sekitar lima tahun lalu, Mansur mulai mengembangkan peternakan terpadu dengan membeli indukan sapi Limousin. Ia juga memiliki ratusan kambing jenis Saneen, yang tidak hanya menghasilkan daging tetapi juga susu. Kotoran kambing dimanfaatkan untuk pakan sapi, menunjukkan sistem pertanian terpadu yang berkelanjutan.

Kisah Mansur ini menginspirasi banyak orang. Di tengah kesederhanaan, ia mampu membangun peternakan yang sukses dan mewujudkan impian orang tuanya untuk beribadah haji. Sapi kurban Prabowo ini bukan hanya sekadar hewan ternak, tetapi juga simbol harapan dan keberkahan bagi keluarga Mansur. Sapi tersebut dijadwalkan akan diantar ke Masjid Raya Kota Wlingi pada tanggal 5 Juni 2025, sebelum disembelih sebagai hewan kurban pada hari berikutnya.