Pemprov DKI Jakarta Berupaya Tingkatkan Martabat Budaya Betawi: Ondel-Ondel Bukan Lagi Sekadar Pengamen Jalanan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah strategis untuk mengangkat citra budaya Betawi, dengan fokus utama pada penataan kembali pemanfaatan ondel-ondel di ruang publik. Gubernur Pramono Anung menegaskan bahwa ondel-ondel seharusnya tidak lagi identik dengan kegiatan mengamen di jalanan, melainkan menjadi simbol budaya yang dihormati dan diapresiasi.

Dalam sebuah acara Sarasehan III Kaukus Muda Betawi yang berlangsung di Jakarta Utara, Pramono menyampaikan visi Pemprov untuk menjadikan budaya Betawi sebagai identitas utama kota Jakarta yang bermartabat. Langkah konkret yang diambil adalah melarang ondel-ondel tampil sebagai pengamen, sebuah praktik yang dianggap merendahkan nilai seni dan budaya Betawi. Instruksi ini telah disampaikan kepada Dinas Kebudayaan serta para wali kota untuk segera ditindaklanjuti.

Lebih lanjut, Pemprov DKI Jakarta menggandeng sektor perhotelan untuk mempromosikan budaya Betawi. Kerja sama dengan sepuluh hotel bintang lima dilakukan untuk menghadirkan nuansa Betawi, mulai dari desain interior hingga sajian kuliner khas Betawi bagi para tamu. Hotel Borobudur menjadi salah satu pionir dalam program ini, dengan menyajikan hidangan Betawi setiap hari selama dua bulan.

Selain itu, revitalisasi Stadion Tugu di Jakarta Utara juga menjadi momentum untuk menampilkan identitas Betawi. Pramono menginstruksikan agar desain arsitektur stadion, yang berkapasitas 4.500 penonton, mengadopsi elemen-elemen khas Betawi, seperti motif "gigi balang" pada tribun.

Pengembangan kawasan Blok M sebagai pusat budaya Betawi juga menjadi prioritas. Untuk mendukung aksesibilitas ke kawasan ini, Pemprov DKI Jakarta telah mengintegrasikan moda transportasi Transjabodetabek, sehingga masyarakat dari berbagai wilayah seperti Bogor, Ancol, Pantai Indah Kapuk (PIK), dan Alam Sutera dapat dengan mudah mencapai Blok M menggunakan transportasi umum.

Pramono menekankan bahwa upaya pelestarian dan pengembangan budaya Betawi tidak boleh hanya sebatas simbol-simbol formal, melainkan harus diimplementasikan secara nyata dan berkelanjutan. Dengan berbagai langkah strategis ini, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat meningkatkan apresiasi dan kebanggaan masyarakat terhadap budaya Betawi, serta menjadikannya sebagai daya tarik wisata yang berkelas.