Pasca Insiden dengan TNI, GPK Aliansi Tepi Barat Sampaikan Permohonan Maaf dan Komitmen Jaga Ketertiban
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, baru-baru ini diwarnai insiden yang melibatkan ormas Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) Aliansi Tepi Barat dengan dua satuan tempur TNI, yaitu Batalyon Infanteri (Yonif) 403/Wirasada Pratista dari Yogyakarta dan Yonif 412/Bharata Eka Sakti dari Purworejo. Insiden ini terjadi menjelang pengamanan kunjungan kenegaraan penting yang melibatkan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Menurut keterangan yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi pada hari Rabu, 28 Mei 2025, di dua lokasi berbeda. Titik pertama adalah pertigaan Brojonalan, Kecamatan Borobudur, yang melibatkan GPK Aliansi Tepi Barat dengan personel Yonif 403/Wirasada Pratista. Lokasi kedua adalah Tugu Bunderan Salaman, tempat terjadinya gesekan antara GPK dan Yonif 412/Bharata Eka Sakti.
Koordinator GPK Aliansi Tepi Barat, Pujiyanto, mengkonfirmasi terjadinya insiden tersebut. Ia menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi saat anggotanya dalam perjalanan pulang setelah menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang. Aksi tersebut berkaitan dengan isu dugaan kekerasan seksual yang melibatkan pengelola sebuah pondok pesantren. Namun, Pujiyanto enggan memberikan rincian lebih lanjut mengenai penyebab langsung terjadinya bentrokan dengan kedua satuan tempur TNI tersebut.
Untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi, dilakukan audiensi yang melibatkan berbagai pihak terkait di Komando Distrik Militer (Kodim) 0705/Magelang. Audiensi tertutup ini dihadiri oleh Bupati Magelang, Kepala Polresta Magelang, Kepala Polres Magelang Kota, serta Komandan Kodim 0705/Magelang. Sayangnya, rincian kronologis kejadian tidak diungkapkan secara detail oleh pihak Kodim.
Namun, Kepala Polresta Magelang menyampaikan bahwa dalam audiensi tersebut, GPK Aliansi Tepi Barat menyepakati dua poin penting yang kemudian dituangkan dalam penandatanganan bersama:
- Permohonan Maaf: GPK Aliansi Tepi Barat menyampaikan permohonan maaf kepada TNI dan masyarakat atas terjadinya insiden bentrokan tersebut. Permintaan maaf ini secara khusus ditujukan terkait tindakan salah satu anggota GPK yang menendang pintu mobil Yonif 412.
- Komitmen Menjaga Ketertiban: GPK Aliansi Tepi Barat berjanji untuk lebih memperhatikan ketertiban lalu lintas dan keamanan publik dalam setiap aksi atau kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah besar.
Kesepakatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk memulihkan hubungan baik antara GPK Aliansi Tepi Barat, TNI, dan masyarakat Kabupaten Magelang. Pihak berwenang juga terus berupaya untuk mengusut tuntas penyebab terjadinya insiden dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.