Unila Tanggapi Dugaan Kekerasan dalam Diksar Mahepel yang Menewaskan Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) memberikan pernyataan terkait isu yang beredar mengenai dugaan kekerasan yang terjadi saat pendidikan dasar (diksar) Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahepel) yang menyebabkan seorang mahasiswa meninggal dunia.

Dekan FEB Unila, Nairobi, menjelaskan bahwa hingga saat ini pihak fakultas belum menerima laporan resmi yang secara eksplisit menyatakan bahwa kematian Pratama Wijaya Kusuma disebabkan oleh tindak kekerasan selama diksar Mahepel. Pihak dekanat mengetahui informasi bahwa Pratama meninggal dunia setelah menjalani operasi pada tanggal 28 April 2025, dengan diagnosis awal tumor otak.

"Kami telah meminta wakil dekan untuk mengunjungi keluarga almarhum. Kami menanyakan apakah ada niat untuk menuntut terkait kejadian ini, namun pihak keluarga menyatakan tidak akan menuntut," ujar Nairobi saat ditemui di ruang kerjanya.

Berdasarkan pernyataan tersebut, dekanat beranggapan bahwa kematian Pratama tidak berkaitan dengan pelaksanaan diksar. Namun, Nairobi mengakui adanya laporan terkait pelaksanaan diksar Mahepel yang berlangsung pada tanggal 14–17 November 2024. Dalam laporan tersebut, seorang peserta bernama Fariz mengalami gangguan pendengaran dan terdapat indikasi kekerasan.

Menindaklanjuti laporan tersebut, pihak dekanat telah menggelar sidang yang melibatkan panitia dan ketua pelaksana diksar. Hasil sidang membenarkan adanya tindak kekerasan terhadap Fariz. Sanksi yang diberikan kepada organisasi Mahepel meliputi pembuatan surat pernyataan yang berisi janji untuk tidak mengulangi tindakan kekerasan serupa, dengan ancaman pembekuan organisasi jika pelanggaran terulang. Selain itu, Mahepel diperintahkan untuk membersihkan embung Unila, serta pengurus dan panitia diksar diminta bertanggung jawab dan meminta maaf kepada keluarga Fariz.

Sebelumnya diberitakan bahwa Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa jurusan Bisnis Digital FEB Unila angkatan 2024, meninggal dunia pada Senin, 28 April 2025. Kematiannya diduga akibat mengalami kekerasan oleh seniornya saat mengikuti diksar Mahepel.