Krisis Transportasi Landa Krayan Selatan: Enam Bulan Terisolasi Akibat Infrastruktur Rusak Parah

Krayan Selatan Terisolasi Akibat Kerusakan Infrastruktur

Kecamatan Krayan Selatan, yang terletak di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, saat ini menghadapi krisis serius akibat lumpuhnya infrastruktur transportasi. Kondisi ini menyebabkan wilayah tersebut terisolasi selama enam bulan terakhir, memicu kekhawatiran mendalam di kalangan warga dan pemerintah setempat.

Menurut Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, isolasi ini disebabkan oleh kerusakan parah pada jalan provinsi yang menjadi satu-satunya akses darat ke wilayah tersebut, serta penutupan bandara akibat kerusakan landasan pacu. Kerusakan ini telah melumpuhkan seluruh aktivitas transportasi, baik darat maupun udara, sejak Oktober 2024.

Dampak Kerusakan Infrastruktur

Akses Darat Terputus

Kerusakan terparah terjadi pada jalan provinsi yang menghubungkan Krayan Selatan dengan wilayah Lembudud. Titik-titik kerusakan tersebar di sepanjang 39 kilometer, dengan kondisi terburuk mencapai sekitar 2 kilometer di area hutan. Jalanan berlumpur dan tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, membuat mobilitas warga sangat terbatas.

Bandara Ditutup

Selain akses darat, bandara setempat juga tidak dapat beroperasi karena landasan pacu yang rusak. Hal ini semakin memperburuk isolasi wilayah, karena tidak ada lagi alternatif transportasi udara yang tersedia.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Kondisi ini telah melumpuhkan roda perekonomian Krayan Selatan, yang merupakan jalur utama distribusi barang dari Malaysia ke empat kecamatan di sekitarnya. Terputusnya akses transportasi menyebabkan pasokan barang, bahan bakar minyak (BBM), dan bahan pokok terganggu.

Selain itu, isolasi ini juga menghambat masuknya teknisi untuk memperbaiki mesin pembangkit listrik, karena tidak ada jalur yang dapat dilalui. Hal ini berdampak pada ketersediaan listrik di wilayah tersebut.

Warga Krayan Selatan kini hanya bisa berjalan kaki untuk mencapai wilayah lain seperti Krayan atau Lombawan yang berjarak sekitar 40 kilometer. Hal ini tentu sangat memberatkan, terutama bagi mereka yang membawa barang atau membutuhkan transportasi cepat.

Upaya Penanganan

Pemerintah Kabupaten Nunukan telah menetapkan status tanggap darurat hingga 5 Juni 2025 sebagai respons terhadap situasi ini. Namun, warga berharap ada penanganan cepat dan permanen dari pemerintah provinsi maupun pusat.

Kerusakan jalan sendiri disebabkan oleh curah hujan tinggi yang memicu longsor di sejumlah titik. Longsor sepanjang 2 kilometer juga terjadi di Krayan Tengah, menyebabkan terputusnya akses ke wilayah lain.

Warga berharap pemerintah dapat segera memperbaiki infrastruktur yang rusak dan membuka kembali akses transportasi ke Krayan Selatan. Hal ini sangat penting untuk memulihkan perekonomian, meningkatkan pelayanan publik, dan mengakhiri isolasi yang telah berlangsung selama enam bulan.