Aroma Kambing Kurban Pengaruhi Penjualan Sate Padang di Tanah Abang, Pedagang Mengeluh Penurunan Omzet

Jakarta Pusat - Penjualan sate Padang di kawasan Tanah Abang dilaporkan mengalami penurunan signifikan akibat keberadaan pedagang hewan kurban musiman di trotoar jalan. Aroma khas kambing yang menyengat disinyalir menjadi penyebab utama penurunan omzet tersebut, memaksa para pedagang makanan untuk menghadapi tantangan baru dalam mempertahankan bisnis mereka.

Amir, seorang pedagang sate Padang yang telah berjualan selama satu dekade di Jalan KS Tubun, mengungkapkan bahwa omzetnya merosot hingga 30 persen. "Memang ada penurunan, sekitar 30 persen. Tapi ya, alhamdulillah masih bisa jualan," ujarnya. Ia memahami bahwa para pedagang hewan kurban telah mengantongi izin dari pihak berwenang setempat, termasuk dari ketua RW dan kelurahan, sehingga aktivitas jual beli hewan kurban ini menjadi agenda tahunan.

Mayoritas pelanggan kini enggan menikmati sate Padang di tempat karena lokasi warung yang berdekatan dengan area penjualan kambing. Kondisi ini diperparah dengan aroma kambing yang kuat, menciptakan pengalaman kurang nyaman bagi para pelanggan.

Meski demikian, Amir memilih untuk tidak memprotes keberadaan pedagang kambing. Ia berpegang pada prinsip saling menghargai antar pedagang, terutama karena momen penjualan hewan kurban hanya terjadi setahun sekali. "Kita hargai mereka, kan ini juga setahun sekali," imbuhnya.

Kisah berbeda datang dari Abastian, seorang pedagang hewan kurban. Ia mengakui menerima banyak keluhan dari warga, terutama dari para pedagang makanan di sekitarnya. Mereka merasa "terpinggirkan" karena pembeli menjadi sepi. "Konflik pasti ada. Sesama pedagang, ya pecel lele, pecel ayam, tapi saya bilang ini setahun sekali lah, bagi-bagi rezeki," tuturnya.

Selain itu, Abastian juga menghadapi penolakan dari pihak TPU Petamburan karena lokasi jualannya yang berdekatan dengan area pemakaman. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan pedagang hewan kurban musiman tidak hanya berdampak pada pedagang makanan, tetapi juga menimbulkan berbagai permasalahan sosial lainnya.

Sebagian besar pedagang kambing di trotoar Tanah Abang tergabung dalam Himpunan Pedagang Kambing Tenabang (HPKT). Organisasi ini berperan aktif dalam berdialog dengan pihak kelurahan untuk memperoleh izin dan lokasi berjualan yang strategis. Keberadaan HPKT menunjukkan adanya upaya terorganisir dari para pedagang kambing untuk melegalkan aktivitas mereka dan menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah daerah.