Aksi Kekerasan Pelajar Resahkan Warga Kalibaru: Minimnya Pengawasan Diduga Jadi Pemicu

Aksi tawuran yang melibatkan pelajar Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di sekitar Plaza Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, semakin meresahkan warga setempat. Kurangnya pengawasan dari pihak berwenang disinyalir menjadi faktor utama pemicu maraknya aksi kekerasan tersebut.

Warga Kalibaru mengeluhkan patroli rutin yang dilakukan aparat kepolisian dinilai kurang efektif. Menurut Syam, seorang warga setempat, patroli yang dilakukan Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) hanya terfokus pada sore hari, sementara aksi tawuran sering terjadi pada malam hari.

"Petugas hanya datang saat sore hari, pengawasan di malam hari kurang intensif. Padahal, polisi sudah mengetahui titik-titik rawan tawuran," ujar Syam.

Senada dengan Syam, Surya, warga lainnya, membenarkan bahwa polisi telah melakukan patroli secara berkala. Namun, para pelaku tawuran cenderung menghindar saat petugas berpatroli dan kembali beraksi setelah petugas pergi.

"Kalau ada yang jaga, tidak ada tawuran. Tapi, tidak mungkin juga polisi berjaga semalaman. Setelah polisi pulang, mereka tawuran lagi," kata Surya.

Lebih lanjut, Surya mengungkapkan bahwa para pelaku tawuran bahkan berani mengejek petugas kepolisian saat mencoba membubarkan aksi mereka.

"Malah mereka mengejek polisi," imbuhnya.

Kondisi ini menimbulkan keresahan mendalam di kalangan warga Kalibaru. Mereka berharap pihak berwenang dapat meningkatkan pengawasan dan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku tawuran, serta mencari solusi yang komprehensif untuk mengatasi akar permasalahan yang menyebabkan aksi kekerasan di kalangan pelajar ini. Warga berharap kehadiran pihak berwajib dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat sekitar, terutama di malam hari. Selain itu, peran serta orang tua dan pihak sekolah juga sangat dibutuhkan untuk mencegah anak-anak terlibat dalam tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Perlunya pendekatan yang lebih intensif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah tawuran pelajar di wilayah Kalibaru.