Pegawai Kejaksaan Agung Diduga Jadi Korban Begal di Depok: Investigasi Mendalam Dilakukan
Insiden pembacokan yang menimpa seorang pegawai Kejaksaan Agung (Kejagung) berinisial DSK di Depok, Jawa Barat, tengah menjadi sorotan. Kejagung menduga kuat bahwa peristiwa tragis ini merupakan aksi begal yang mengarah pada tindak kejahatan pencurian dengan kekerasan.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, menyampaikan bahwa kesimpulan sementara mengindikasikan adanya potensi kejahatan seperti begal atau pencurian. Dugaan ini didasarkan pada fakta bahwa korban, DSK, adalah seorang staf di Pusat Data Statistik Kriminal dan Teknologi Informasi (Pusdakrimti), bukan seorang jaksa yang terlibat dalam penanganan perkara. Profil DSK juga menunjukkan bahwa ia jauh dari potensi perseteruan atau masalah yang bisa memicu serangan.
"Artinya yang bersangkutan tidak menangani perkara. Yang kedua, bahwa dari sisi profil yang bersangkutan kita sudah investigasi, sudah melakukan pengecekan, amat sangat jauh dari hal-hal yang katakanlah ada perseteruan atau ada persinggungan atau ada persoalan-persoalan di sana. Nah, jadi orangnya orang baik, kategori baik," ungkap Harli.
Kejaksaan Agung berharap agar pelaku pembacokan segera tertangkap sehingga motif sebenarnya di balik tindakan ini dapat terungkap.
"Kita mengharapkan bahwa tentu teman-teman penyidik bisa segera menangkap pelakunya supaya apa yang menjadi motif dari perbuatan ini bisa secara jelas, bisa kita ketahui dan disampaikan ke publik," ucapnya.
Insiden pembacokan ini terjadi di Pengasinan, Sawangan, Depok, pada Sabtu (24/5) sekitar pukul 02.30 WIB. Saat itu, DSK yang menjabat sebagai Kasi Perangkat Keras dan Jaringan, baru saja selesai bekerja dan dalam perjalanan pulang. Karena hujan lebat, korban sempat berhenti untuk berteduh.
Setelah hujan mereda, DSK melanjutkan perjalanannya. Namun, tak jauh dari rumahnya, tepatnya di sekitar Jalan Pengasinan, ia dipepet oleh dua orang pengendara motor dari arah berlawanan. Para pelaku langsung mendekat dan salah seorang dari mereka mengayunkan senjata tajam ke arah pergelangan tangan korban sambil berteriak "sikat!".
"Sambil berteriak 'sikat' sambil mengayunkan senjata tajam ke arah pergelangan tangan Saudara DS dan sesaat kemudian berteriak kembali 'mampus lu', dan kemudian langsung tancap gas tanpa mengikuti kembali Saudara DS," terang Harli.
Akibat serangan tersebut, DSK mengalami luka berat di pergelangan tangan kanan. Korban segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis intensif. Berdasarkan diagnosis sementara, urat kelingking tangan kanan korban putus dan tidak dapat digerakkan.
Kasus ini masih dalam penyelidikan intensif pihak kepolisian. Motif di balik serangan masih menjadi misteri, namun dugaan sementara mengarah pada aksi begal. Pihak Kejaksaan Agung berharap agar pelaku segera tertangkap dan motif sebenarnya dapat terungkap demi keadilan bagi korban dan kepastian hukum.