Wamensos Serukan Implementasi Nilai Pancasila dalam Aksi Nyata untuk Keadilan Sosial

Memperingati Hari Lahir Pancasila, Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menyerukan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aksi nyata untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam keterangan tertulisnya, Wamensos menekankan bahwa semangat Pancasila mengamanatkan tercapainya kemakmuran yang merata dan keadilan yang berpihak pada seluruh lapisan masyarakat.

Agus Jabo Priyono menyampaikan bahwa pembangunan bangsa harus inklusif dan merangkul setiap elemen masyarakat tanpa terkecuali. Hal ini merupakan tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa untuk memastikan tidak ada satu pun warga negara yang tertinggal. Ia mengakui bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, termasuk upaya menurunkan angka kemiskinan, mengurangi kesenjangan sosial, serta menyediakan jaring pengaman sosial yang efektif dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.

Wamensos menekankan bahwa penyelesaian tugas-tugas besar tersebut memerlukan kerja nyata dan kolaborasi yang tulus dari semua pihak. Bukan hanya sekadar retorika dan koordinasi administratif. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan peringatan Hari Lahir Pancasila sebagai momentum untuk bergerak lebih cepat dan lebih luas dalam mewujudkan cita-cita luhur Pancasila.

Agus Jabo Priyono mengingatkan bahwa Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945. Lahir dari hasil perdebatan panjang, penderitaan rakyat, dan kecintaan yang mendalam kepada bangsa dan negara. Pancasila hadir sebagai solusi atas kondisi rakyat yang masih tertinggal dan sistem yang belum berpihak pada kemakmuran. Menurutnya, Pancasila bukan hanya menjadi pemersatu dalam keberagaman, tetapi juga membawa janji keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Meskipun telah 79 tahun merdeka, kemiskinan masih menjadi tantangan nyata yang harus diatasi bersama.

Wamensos menekankan peran penting Kementerian Sosial (Kemensos) sebagai ujung tombak perjuangan kemanusiaan. Ia optimistis bahwa dengan pemanfaatan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), bantuan sosial dapat disalurkan secara lebih adil dan tepat sasaran. Selain itu, program-program prioritas seperti Sekolah Rakyat diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan lintas generasi.

Agus Jabo Priyono menyampaikan apresiasi kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pegawai Kemensos yang telah bekerja keras dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ia juga memberikan penghargaan kepada para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang rela menembus berbagai rintangan demi memastikan tidak ada satu keluarga pun yang terjerumus lebih dalam ke jurang kemiskinan. Selain itu, ia juga menyoroti peran penting Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Karang Taruna, Pelopor Perdamaian (Pordam), dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) yang turut berkontribusi dalam memberikan harapan dan kepedulian nyata di tengah masyarakat.

"Mereka semua adalah wujud nyata dari Pancasila, yang bekerja, bergerak, dan menyentuh langsung bagi rakyat," ujarnya.

Di akhir pidatonya, Agus Jabo Priyono membacakan puisi berjudul 'Pancasila di Tangan yang Bekerja', yang menggambarkan nilai-nilai Pancasila yang hidup melalui kerja nyata para pendamping sosial, Tagana, PKH, dan relawan sosial lainnya. Ia juga menutup pidatonya dengan sebuah pantun yang mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Pancasila sebagai janji yang harus ditepati sepanjang masa.

Berikut adalah poin-poin penting yang disampaikan oleh Wamensos Agus Jabo Priyono:

  • Pancasila mengamanatkan tercapainya kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • Pembangunan harus merangkul setiap anak bangsa tanpa terkecuali.
  • Penyelesaian tugas-tugas besar membutuhkan kerja nyata dan kolaborasi yang tulus dari semua pihak.
  • Kemensos berperan sebagai ujung tombak perjuangan kemanusiaan.
  • Pemanfaatan DTKS dan program-program prioritas diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan.
  • Apresiasi kepada seluruh ASN, pegawai Kemensos, pendamping PKH, Tagana, TKSK, Karang Taruna, Pordam, dan PSM yang telah berkontribusi dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila.