Anggaran Sekolah Transformasi Garuda Dipertanyakan, Legislator Usulkan Alokasi Beasiswa
Polemik program Sekolah Garuda Transformasi terus bergulir. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menyuarakan keraguannya terkait efektivitas program yang menyasar 12 sekolah menengah atas dan madrasah aliyah yang telah mandiri. Irfani mempertanyakan urgensi penyaluran subsidi kepada sekolah-sekolah yang dinilai sudah mapan.
Irfani mengkritisi logika di balik pendirian Sekolah Transformasi Garuda yang bertujuan mengoptimalkan potensi siswa untuk menembus perguruan tinggi ternama di dunia. Ia berpendapat, alih-alih menciptakan sekolah transformasi, pemerintah seharusnya fokus membangun universitas berstandar internasional di dalam negeri. Menurutnya, langkah ini akan lebih strategis dan berdampak jangka panjang bagi kemajuan pendidikan Indonesia.
"Kalau alasannya mempersiapkan agar bisa masuk kampus top dunia, kenapa kita tidak berpikir membuat kampus sendiri sekelas kampus-kampus besar di dunia?" ujarnya, menantang pemerintah untuk lebih ambisius dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dalam negeri.
Sebagai solusi alternatif, Irfani mengusulkan agar anggaran yang dialokasikan untuk Sekolah Transformasi Garuda dialihkan untuk memperbanyak beasiswa bagi siswa berprestasi dari seluruh pelosok negeri. Ia menekankan pentingnya memastikan akses pendidikan tinggi yang merata bagi seluruh anak bangsa, demi mewujudkan generasi emas Indonesia 2045.
"Lebih baik anggaran sekolah transformasi itu diperuntukkan untuk perbanyak beasiswa, agar kita pastikan anak-anak Indonesia bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi untuk menuju Indonesia Emas 2045," tegasnya.
Irfani juga mewanti-wanti agar program Sekolah Transformasi Garuda tidak menjelma menjadi bimbingan belajar (bimbel) yang disubsidi oleh negara. Ia khawatir, jika hal ini terjadi, tujuan awal program untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara merata akan melenceng.
Lebih lanjut, Irfani mengajak pemerintah untuk mengevaluasi kembali kebijakan Sekolah Transformasi Garuda secara komprehensif. Ia mendesak pemerintah untuk berinvestasi dalam pembangunan universitas kelas dunia di Indonesia, sehingga mampu menarik minat mahasiswa dari berbagai negara dan menjadi pusat riset dan inovasi global.
"Lebih baik kita harus mulai berpikir untuk membuat kampus sekelas dunia di negara sendiri. Jangan membuat stigma di masyarakat bahwa sekolah-sekolah di luar Sekolah Transformasi Garuda tersebut tidak ada yang unggul sehingga masyarakat mempertanyakan pemerataan kualitas pendidikan itu di mana," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof Stella Christie menjelaskan bahwa Sekolah Garuda hadir untuk memberikan akses pendidikan berkualitas yang lebih merata. Program ini terdiri dari dua skema, yaitu Sekolah Garuda Transformasi dan Sekolah Garuda baru.
Sekolah Garuda Transformasi sendiri merupakan program penguatan bagi SMA dan MA yang sudah ada, dengan tujuan mengoptimalkan potensi sekolah dan mengantarkan siswanya ke perguruan tinggi terbaik di dunia.
Berikut adalah daftar 12 Sekolah Garuda Transformasi tahun 2025:
- SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, Aceh
- SMA Unggul Del, Sumatera Utara
- MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan
- SMAN Unggulan MH Thamrin, DKI Jakarta
- SMA Cahaya Rancamaya, Jawa Barat
- SMA Pradita Dirgantara, Jawa Tengah
- SMA Taruna Nusantara, Jawa Tengah
- SMAN Banua Kalsel, Kalimantan Selatan
- SMAN 10 Samarinda, Kalimantan Timur
- MAN Insan Cendekia Gorontalo, Gorontalo
- SMAN Siwalima Ambon, Maluku
- SMA Averos, Papua Barat Daya