Banjir Jakarta: 90% Akibat Air Kiriman, Pemprov DKI Gencarkan Modifikasi Cuaca dan Siaga Bencana
Banjir Jakarta: Dominasi Air Kiriman dan Upaya Penanggulangan
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa sebagian besar, sekitar 90 persen, genangan air yang melanda Jakarta saat ini berasal dari luapan sungai dan air kiriman dari wilayah hulu. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Gubernur saat meninjau lokasi terdampak banjir di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2025). Ia menekankan bahwa intensitas curah hujan di wilayah Jakarta sendiri tergolong rendah dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini menunjukkan bahwa permasalahan banjir di Jakarta bukan semata-mata disebabkan oleh faktor lokal, melainkan juga dipengaruhi oleh kondisi hidrologi di daerah aliran sungai (DAS) yang lebih luas.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merespon situasi ini dengan langkah-langkah strategis. Salah satu upaya utama adalah melalui kerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC). Operasi ini dijadwalkan berlangsung selama lima hari ke depan, dengan harapan dapat mengurangi intensitas hujan dan mempercepat surutnya genangan air. Pramono Anung menambahkan bahwa BNPB telah memulai OMC, dan Pemprov DKI berencana untuk melanjutkan upaya ini pada hari berikutnya atau paling lambat Kamis mendatang. Gubernur menegaskan komitmen penuh Pemprov DKI untuk menangani permasalahan banjir ini tanpa menyalahkan pihak manapun, menjadikan penanggulangan banjir sebagai tanggung jawab utama pemerintah daerah.
Selain modifikasi cuaca, Pemprov DKI juga mengaktifkan kembali program Kampung Siaga Bencana (KSB). KSB merupakan program kolaboratif yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam upaya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana, termasuk banjir. Dengan mengoptimalkan KSB, diharapkan masyarakat di wilayah rawan banjir dapat lebih tanggap dan mampu mengurangi dampak negatif dari bencana. Program ini difokuskan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi risiko bencana, memberikan edukasi terkait mitigasi bencana, serta menyediakan jalur komunikasi dan bantuan yang efektif jika terjadi bencana. Keterlibatan semua pihak dalam program KSB diharapkan mampu menciptakan kesiapsiagaan yang menyeluruh dan efektif dalam menghadapi ancaman banjir.
Langkah-langkah yang diambil Pemprov DKI Jakarta ini merupakan strategi terpadu yang mengintegrasikan upaya struktural dan non-struktural. Modifikasi cuaca menangani penyebab banjir dari hulu, sementara KSB fokus pada peningkatan kesiapan dan resiliensi masyarakat di tingkat tapak. Dengan demikian, upaya penanggulangan banjir di Jakarta tidak hanya bersifat reaktif, namun juga proaktif dan berkelanjutan.
Langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi banjir:
- Kerjasama dengan BNPB untuk Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
- Mengaktifkan kembali program Kampung Siaga Bencana (KSB).
- Mengintegrasikan upaya struktural dan non-struktural.
- Mengajak kerja sama dengan pihak swasta dalam menangani bencana.
- Menyampaikan komitmen penuh Pemprov DKI untuk mengatasi masalah banjir.