Ramadan Fair 2025 Pangandaran: Perpaduan Wisata Religi, Kuliner, dan Hiburan
Ramadan Fair 2025 Pangandaran: Perpaduan Wisata Religi, Kuliner, dan Hiburan
Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tak hanya dikenal sebagai destinasi wisata pantai yang menawan. Selama bulan Ramadan 2025, daerah ini sukses menyuguhkan pengalaman berbeda melalui gelaran Ramadan Fair 2025. Event yang diselenggarakan di Lapangan Utara Grand Pangandaran ini berhasil memadukan unsur religi, wisata kuliner, dan hiburan, menciptakan atmosfer Ramadan yang meriah dan berkesan bagi warga setempat maupun wisatawan.
Berlangsung selama satu bulan penuh, Ramadan Fair 2025 menawarkan beragam aktivitas menarik. Bukan sekadar menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit) di tepi pantai, pengunjung dapat menikmati aneka takjil unik dan lezat dari berbagai pedagang. Suasana semakin semarak dengan hadirnya berbagai pertunjukan musik, tabligh akbar, dan tausiah yang digelar setiap hari. Inisiatif dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Pangandaran ini jelas berhasil memberikan warna baru bagi perayaan Ramadan di wilayah tersebut. Salah satu pengunjung, Nurhakim Permana, menceritakan pengalamannya mencari takjil bersama keluarga. Ia mengaku takjub dengan beragam pilihan kuliner dan wahana permainan anak yang tersedia, membuat Ramadan Fair ini menjadi destinasi keluarga yang ideal. "Cari takjil untuk buka nanti, lagi nyari pesanan istri beli jus," ujarnya. Ia juga menambahkan, "Kan ke sini bawa anak, ternyata ada wahana buat anak juga, ada lomba mewarnai dan musik band yang menemani saat keliling cari takjil." Kehadiran wahana permainan anak ini menambah daya tarik event tersebut, sekaligus menjadi bukti keberhasilan penyelenggara dalam mengintegrasikan berbagai elemen untuk menjangkau berbagai kalangan usia.
Keberhasilan Ramadan Fair 2025 juga terasa bagi para pedagang. Rostia, salah satu penjual jagung susu keju (jasuke), merasakan peningkatan penjualan yang signifikan. "Alhamdulillah kalau ramai sebelum buka kadang sudah habis. Karena acaranya sampai malam jadi bawa stok lagi selepas tarawih," tuturnya. Hal ini menunjukkan dampak positif Ramadan Fair terhadap perekonomian lokal, khususnya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kehadiran event ini terbukti mampu mendongkrak pendapatan para pedagang, menciptakan peluang bisnis baru, dan memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi di Pangandaran.
Kepala Bidang XI BPD HIPMI Jabar, Shenna Rizkantya, menjelaskan tujuan utama penyelenggaraan Ramadan Fair 2025. "Kegiatan ini bertujuan untuk mengisi kegiatan-kegiatan selama bulan suci Ramadan. Selain acara keagamaan, ada juga acara olahraga dan musik. Jadi setiap harinya ada minimal 1 event yang digelar," jelasnya. Lebih lanjut, Shenna juga mengungkapkan ambisi HIPMI untuk mengembangkan sport tourism di Jawa Barat, dengan menjadikan Pangandaran sebagai proyek percontohan. Inisiatif ini menunjukkan komitmen HIPMI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata yang berkelanjutan, sekaligus menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat lokal.
Secara keseluruhan, Ramadan Fair 2025 Pangandaran telah menjadi contoh sukses integrasi antara wisata religi, kuliner, dan hiburan. Event ini tidak hanya meramaikan suasana Ramadan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan pengembangan pariwisata di Pangandaran. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam menciptakan program-program serupa yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempromosikan potensi daerahnya.