Wabah PMK Hantui Klaten Jelang Idul Adha: Sembilan Sapi Terinfeksi, Tujuh di Antaranya Meregang Nyawa
Menjelang perayaan Idul Adha, sebuah kabar buruk menghantam Desa Gemampir, Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah. Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyerang sejumlah hewan ternak, khususnya sapi, yang dipersiapkan untuk ibadah kurban.
Sembilan ekor sapi dilaporkan terinfeksi PMK. Ironisnya, tujuh di antaranya tidak dapat diselamatkan dan mati. Sementara dua sapi lainnya terpaksa disembelih sebelum waktunya untuk mencegah penyebaran penyakit yang lebih luas. Kondisi ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran dan kerugian bagi para peternak di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten, Iwan Kurniawan, mengkonfirmasi kejadian ini. Menurut keterangannya, masalah bermula ketika seorang warga membeli lima ekor sapi dari Pasar Hewan Jelok, Boyolali. Beberapa hari kemudian, sapi-sapi tersebut menunjukkan gejala klinis PMK.
DKPP Kabupaten Klaten menyayangkan tindakan warga yang langsung mencampurkan sapi yang baru dibeli dengan sapi lainnya yang berada dalam satu kandang. Padahal, prosedur yang seharusnya dilakukan adalah mengkarantina terlebih dahulu sapi-sapi yang berasal dari luar daerah untuk mencegah potensi penyebaran penyakit.
"Itu dicampur. Di situ ada tiga kandang totalnya ada 23 sapi. Ada tujuh yang kena terus mati. Terus (ada) dua ekor disembelih paksa dikhawatirkan mati. Totalnya ada sembilan," ujar Iwan.
Diduga, sapi-sapi yang dibeli dari luar Klaten tersebut belum mendapatkan vaksinasi PMK. Hal ini diperkuat dengan tidak adanya surat keterangan vaksinasi saat pembelian. Padahal, vaksinasi merupakan langkah penting dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran PMK.
Iwan juga menambahkan bahwa selama ini situasi PMK di Klaten relatif terkendali. Pihaknya telah menugaskan petugas kesehatan hewan di setiap pasar hewan untuk memantau lalu lintas ternak yang masuk ke wilayah Klaten.
"Jadi dimungkinkan dari sana. Kondisi di Klaten sementara kondusif. Kalau di pasar hewan yang di Klaten misalnya Jatinom, Prambanan itu ada petugas kesehatan hewan, pelayanan kesehatan. Sapi yang diperjualbelikan terpantau," jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, tim dokter hewan telah diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan penyemprotan disinfektan. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah penularan PMK ke sapi-sapi lain yang masih sehat.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi para peternak untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan terhadap PMK, terutama menjelang Idul Adha. Penerapan biosekuriti yang ketat, seperti karantina dan vaksinasi, sangat penting untuk melindungi hewan ternak dari penyakit.
- Penyemprotan disinfektan
- Karantina sapi baru
- Memastikan vaksinasi PMK
Diharapkan dengan upaya pencegahan dan pengendalian yang tepat, wabah PMK dapat segera diatasi dan tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan ibadah kurban di Klaten.