Teknik Penambangan Berisiko Diduga Jadi Penyebab Longsor di Gunung Kuda Cirebon
Insiden Longsor di Gunung Kuda: Sorotan Tajam pada Teknik Penambangan
Longsor yang terjadi di area penambangan batu kapur Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, memicu perhatian terhadap teknik penambangan yang digunakan. Seorang pakar geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menyoroti penggunaan metode undercutting dengan kemiringan ekstrem, melebihi 45 derajat, sebagai faktor risiko utama dalam insiden tersebut. Metode ini melibatkan pemotongan lereng dinding rendah di area tambang, yang berpotensi meningkatkan ketidakstabilan dan risiko longsor.
Menurut pakar tersebut, desain lereng dalam penambangan permukaan adalah kunci utama untuk mencapai keseimbangan antara hasil tambang yang optimal dan keamanan. Dalam kasus Gunung Kuda, disinyalir bahwa desain lereng yang diterapkan justru meningkatkan potensi terjadinya longsor. Meskipun desain yang aman dapat memaksimalkan hasil galian tanpa membahayakan pekerja dan infrastruktur, teknik ini membawa risiko yang signifikan.
Pentingnya Perencanaan dan Mitigasi dalam Aktivitas Penambangan
Aktivitas penambangan melibatkan berbagai faktor kompleks yang perlu diperhatikan secara cermat. Faktor-faktor ini mencakup struktur batuan, struktur geologis, lapisan batuan, kondisi geohidrologi, serta pengaruh cuaca dan potensi gempa bumi. Sebelum menentukan kemiringan lereng, perlu dilakukan simulasi menggunakan perangkat lunak khusus yang mempertimbangkan berbagai faktor risiko. Ketentuan terkait aspek-aspek ini diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang penambangan.
Melihat karakteristik geologi area tambang Gunung Kuda, pakar tersebut menyarankan agar penambangan batuan dilakukan secara berundak atau dengan teknik peledakan yang terkendali. Metode ini bertujuan untuk memastikan jatuhnya material tidak membahayakan pekerja, peralatan, dan infrastruktur di lokasi tambang. Alternatifnya, penambangan dapat dilakukan dari atas secara bertahap (berundak), dengan meruntuhkan material dari jarak jauh oleh teknisi juru ledak bersertifikat. Proses peledakan harus dilakukan sehalus mungkin untuk meminimalkan efek samping.
Mitigasi bencana di area penambangan melibatkan upaya komprehensif untuk mengurangi risiko dan dampak negatif dari bencana alam atau bencana yang disebabkan oleh aktivitas penambangan. Upaya ini mencakup perencanaan, persiapan, serta tindakan mitigasi struktural dan non-struktural. Setelah izin tambang diterbitkan dan berbagai persyaratan dipenuhi, pengawasan yang terstruktur dan ketat dalam pelaksanaannya menjadi sangat penting.
Aspek Regulasi dan Pengawasan yang Perlu Ditingkatkan
Longsor di area tambang Gunung Kuda diduga sebagai akibat kelalaian dalam aspek keselamatan kerja, yang mengakibatkan korban jiwa. Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai prioritas perusahaan tambang, apakah mereka berupaya menekan modal seminimal mungkin tanpa memperhatikan aspek keselamatan? Persiapan dan perhitungan yang tepat dapat meminimalkan risiko longsor. Namun, masalahnya adalah ketidaktahuan atau pengabaian terhadap potensi terjadinya longsor.
Mitigasi di area tambang secara umum sangat menekankan aspek regulasi dan pengawasan dari regulasi tersebut. Upaya ini meliputi perencanaan, persiapan, tindakan mitigasi struktural dan non-struktural.