Simon Tahamata Ungkap Preferensi Formasi dan Kriteria Pemain untuk Tim Nasional Indonesia
Simon Tahamata Tetapkan Kriteria Pemain Ideal untuk Timnas Indonesia
Simon Tahamata, Kepala Pemandu Bakat PSSI, memberikan pandangannya terkait formasi ideal dan karakteristik pemain yang akan menjadi fokus utama dalam proses pencariannya. Hal ini diungkapkan dalam sebuah wawancara di Stadion Madya GBK, Jakarta, baru-baru ini.
Tahamata menyatakan preferensinya terhadap formasi 4-3-3. Baginya, formasi ini menawarkan keseimbangan yang baik antara lini depan, tengah, dan belakang. Ia menjelaskan secara rinci mengenai pos-pos kunci dalam formasi tersebut, termasuk peran pemain sayap kiri dan kanan, striker, tiga gelandang sentral, empat bek, serta penjaga gawang.
Fokus utama Tahamata adalah mengidentifikasi pemain muda Indonesia yang tidak hanya memiliki kemampuan teknis mumpuni, tetapi juga mentalitas juara. Ia menekankan pentingnya kemampuan pemain dalam menggunakan kedua kaki dengan baik, serta memiliki teknik yang sangat baik. Aspek mental, menurutnya, sama pentingnya dengan kemampuan teknis. Seorang pemain harus memiliki mentalitas seorang pemenang untuk dapat bersaing di level tertinggi.
Kriteria Pemain yang Fleksibel
Menariknya, Tahamata tidak terlalu mempermasalahkan tinggi badan pemain. Ia bahkan mengambil contoh dirinya sendiri, yang dengan tinggi 165 sentimeter, mampu bersaing dan berprestasi di level internasional. Menurutnya, kekurangan dalam tinggi badan dapat diatasi dengan kecerdikan dan kemampuan beradaptasi di lapangan.
"Lihatlah diri saya. Saya masih yang terkecil. Saya tinggal kecil, tapi setelah bermain dengan orang-orang yang tinggi-tinggi, saya kecil toh. Saya mesti pakai sengatan lain, saya pintar," ujar Simon.
Penunjukan Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat PSSI pada 22 Mei 2025 merupakan langkah strategis untuk menemukan talenta-talenta terbaik di seluruh Indonesia. Dengan pengalamannya yang luas sebagai pemain dan pelatih, diharapkan Tahamata mampu mengidentifikasi pemain-pemain muda potensial yang dapat membawa Timnas Indonesia meraih kesuksesan.
Tahamata sendiri merasa terhormat dengan tugas yang diberikan kepadanya. Ia menegaskan komitmennya untuk memberikan yang terbaik bagi sepak bola Indonesia. Meskipun memiliki kesempatan untuk kembali ke Ajax Amsterdam, klub yang membesarkan namanya, Tahamata memilih untuk kembali ke Indonesia dan berkontribusi dalam pengembangan sepak bola Tanah Air.
"Saya di sini karena kami punya talenta. Saya bisa kembali ke Ajax, tapi kami mau pulang kembali ke sini," ungkapnya dengan penuh semangat.
Dengan pengalaman dan visi yang dimilikinya, Simon Tahamata diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan sepak bola Indonesia, khususnya dalam menemukan dan mengembangkan talenta-talenta muda yang akan menjadi tulang punggung Timnas Indonesia di masa depan.