Kendala Penunjukan Asisten Pelatih Lokal di Tim Nasional Indonesia Era Patrick Kluivert

Hingga pertengahan tahun 2025, kursi asisten pelatih lokal untuk mendampingi Patrick Kluivert di Tim Nasional Indonesia masih kosong. Padahal, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, sejak awal penunjukan pelatih asal Belanda itu telah mewacanakan keberadaan sosok lokal dalam jajaran kepelatihan. Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai alasan di balik belum terealisasinya rencana tersebut.

Erick Thohir mengungkapkan bahwa proses seleksi asisten pelatih lokal ini membutuhkan waktu dan ketelitian. Ia tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan, mengingat pentingnya peran asisten pelatih dalam membantu Kluivert mempersiapkan tim untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026. Selain itu, PSSI juga tengah fokus pada penataan struktur kepelatihan di berbagai kelompok umur, mulai dari tim senior hingga U-17.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait perkembangan terbaru di tubuh PSSI:

  • Seleksi Asisten Pelatih Lokal: PSSI masih terus melakukan seleksi untuk mencari sosok yang tepat untuk mendampingi Patrick Kluivert.
  • Direktur Teknik: Pengganti Indra Sjafri sebagai Direktur Teknik juga masih dalam proses pencarian. Erick Thohir menekankan pentingnya memilih figur yang tepat untuk posisi strategis ini.
  • Struktur Kepelatihan Usia Muda: PSSI secara bertahap membentuk tim kepelatihan untuk berbagai kelompok umur, termasuk U-23 yang dilatih oleh Gerald Vanenburg, U-20 yang akan segera diumumkan, dan U-17 yang dipimpin oleh Nova Arianto.
  • Sistem Pencarian Bakat: PSSI tengah membangun sistem pencarian bakat yang terstruktur dan profesional, dengan melibatkan Simon Tahamata sebagai koordinator scouting regional. Sistem ini akan dibagi menjadi tiga zona utama: Barat, Tengah, dan Timur, dengan tim scouting di setiap wilayah yang wajib memberikan laporan bulanan.
  • Penasihat Teknis: Jordi Cruyff berperan sebagai penasihat teknis, memberikan masukan dan saran kepada PSSI dalam pengembangan tim nasional.

Erick Thohir menegaskan bahwa PSSI berkomitmen untuk membangun fondasi yang kuat bagi sepak bola Indonesia, dengan sistem regenerasi pemain yang profesional, terstruktur, dan bebas dari kepentingan non-teknis. Ia berharap, dengan penataan yang cermat dan terukur, Tim Nasional Indonesia dapat meraih prestasi yang membanggakan di masa depan.