Yogyakarta Dorong Penggunaan Daun Jati Sebagai Alternatif Pengemasan Daging Kurban Ramah Lingkungan
Pemerintah Kota Yogyakarta gencar menyosialisasikan penggunaan daun jati sebagai pengganti kantong plastik untuk membungkus daging kurban pada Hari Raya Iduladha. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya mengurangi timbunan sampah plastik yang sulit terurai di lingkungan.
Supriyanto, Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, menjelaskan bahwa selain ramah lingkungan, penggunaan daun jati dan bahan alami lainnya juga dapat menjaga kehigienisan daging kurban. "Kantong plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai. Masyarakat dapat memanfaatkan daun jati, anyaman bambu, atau besek sebagai alternatif pembungkus daging kurban," ujarnya dalam konferensi pers menjelang Iduladha.
Selain imbauan penggunaan kemasan ramah lingkungan, Pemkot Yogyakarta juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan selama pelaksanaan ibadah Iduladha. Masyarakat diimbau untuk tidak meninggalkan sampah saat melaksanakan shalat Id, termasuk alas shalat yang digunakan. Penanganan limbah kurban, seperti darah dan jeroan, juga menjadi perhatian utama agar tidak mencemari lingkungan.
"Sebisa mungkin darah hewan kurban ditampung dalam lubang yang telah disiapkan dan ditimbun dengan tanah. Penanganan jeroan juga harus dilakukan dengan benar, jangan sampai dibuang ke sungai karena dapat menyebabkan pencemaran," tegas Supriyanto. Ia menyarankan agar isi perut hewan kurban ditimbun di dalam tanah agar dapat menjadi pupuk alami.
Untuk mendukung pelaksanaan Iduladha yang aman dan berkelanjutan, Pemerintah Kota Yogyakarta telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Yogyakarta Nomor 100.3.4/1868 tahun 2025. SE ini berisi panduan lengkap mengenai penjualan dan pemotongan hewan kurban, dengan fokus pada pencegahan penyebaran penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan zoonosis.
Sri Panggarti, Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, menambahkan bahwa SE wali kota juga menekankan pentingnya penggunaan kemasan ramah lingkungan dalam distribusi daging dan jeroan kurban. "Jangan sampai daging kurban sudah dibungkus dengan daun pisang atau besek, tetapi kemudian dimasukkan lagi ke dalam kantong plastik. Sebaiknya gunakan wadah yang dapat dipakai berulang," imbaunya.
Selain aspek lingkungan, SE ini juga bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit hewan seperti anthrax, penyakit mulut dan kuku (PMK), serta Lumpy Skin Disease (LSD). Masyarakat diimbau untuk selalu meminta Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) saat membeli hewan kurban untuk memastikan hewan tersebut sehat dan aman dikonsumsi.
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta juga telah melakukan pemantauan terhadap kesehatan hewan kurban di berbagai lokasi, termasuk peternak dan pasar hewan. Dari hasil pemantauan, ditemukan beberapa hewan yang mengalami peradangan dan telah dikarantina serta diobati.
Masyarakat juga dapat melaporkan jika menemukan hewan kurban yang sakit melalui call center yang telah disediakan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta di nomor 085713013997.
Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:
- Gunakan daun jati atau bahan alami lainnya sebagai pengganti kantong plastik untuk membungkus daging kurban.
- Jaga kebersihan lingkungan selama pelaksanaan ibadah Iduladha.
- Tampung darah hewan kurban dalam lubang dan timbun dengan tanah.
- Jangan membuang jeroan ke sungai, tetapi timbun di dalam tanah untuk dijadikan pupuk.
- Pastikan hewan kurban yang dibeli memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
- Laporkan jika menemukan hewan kurban yang sakit ke Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta.