Thailand Hadapi Lonjakan Kasus COVID-19: Sekolah Kembali Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Kekhawatiran Varian Baru

Gelombang baru COVID-19 melanda Thailand, memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan memaksa pihak berwenang untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat. Lonjakan kasus ini tidak hanya berdampak pada sistem kesehatan, tetapi juga pada sektor pendidikan, dengan sejumlah sekolah yang terpaksa kembali menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sebagai respons terhadap peningkatan infeksi.

Peningkatan Signifikan Kasus COVID-19

Menurut data terbaru, Thailand mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kasus COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir. Seorang profesor dari Fakultas Kedokteran Universitas Chulalongkorn mengungkapkan bahwa selama sebulan terakhir, sekitar 170.000 orang harus dirawat di rumah sakit akibat infeksi virus ini. Angka kematian juga mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan, dengan sekitar 37 kematian dilaporkan akibat COVID-19, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kasus kematian akibat influenza pada periode yang sama.

Perbandingan dengan penyakit lain menunjukkan bahwa COVID-19 masih menjadi ancaman yang serius bagi kesehatan masyarakat di Thailand. Jumlah kasus COVID-19 dilaporkan lima kali lebih banyak daripada kasus diare, sepuluh kali lebih banyak daripada kasus influenza, dan 30 kali lebih banyak daripada kasus keracunan makanan.

Munculnya Varian Baru

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus memantau perkembangan virus SARS-CoV-2, termasuk munculnya varian-varian baru seperti LP.8.1 dan NB.1.8.1. Varian LP.8.1 saat ini menyumbang sekitar 39 persen infeksi di 51 negara, sementara varian NB.1.8.1 menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan, dengan tingkat infeksi 10,7 persen di 22 negara. WHO telah mengklasifikasikan NB.1.8.1 sebagai variant under monitoring (VUM) karena kemampuannya untuk menyebar lebih cepat dan menghindari kekebalan tubuh.

Data kumulatif kasus COVID-19 di Thailand sepanjang tahun 2025 mencapai 240.606 kasus, dengan 53 kematian. Angka ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan upaya pencegahan yang berkelanjutan.

Respons Sektor Pendidikan: Sekolah Kembali Online

Menanggapi lonjakan kasus COVID-19, sejumlah sekolah di Thailand telah mengambil langkah-langkah pencegahan, termasuk menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar tatap muka dan beralih ke pembelajaran jarak jauh. Salah satu contohnya adalah sekolah Bangkaew di bawah Pemerintah Kota Bangkaew, Distrik Bang Phli, Provinsi Samut Prakan, yang menghentikan kegiatan belajar mengajar tatap muka mulai tanggal 4 hingga 6 Juni 2025. Selama masa penutupan ini, siswa diimbau untuk menyelesaikan tugas dari rumah, dan kegiatan belajar mengajar tatap muka akan kembali normal pada 9 Juni 2025. Pihak sekolah juga mengimbau para staf, guru, dan siswa untuk menjaga kesehatan dan menghindari kerumunan.

Klaster Penyebaran COVID-19

Otoritas kesehatan Thailand telah mengidentifikasi sejumlah klaster penyebaran COVID-19 di berbagai lokasi, termasuk:

  • Enam klaster di penjara dengan 198 kasus
  • Lima klaster di sekolah dengan 258 kasus
  • Dua klaster di pangkalan militer dengan 178 kasus
  • Satu klaster di rumah sakit dengan 35 kasus

Pemerintah mengimbau masyarakat, terutama orang tua, untuk tidak membawa bayi di bawah usia satu tahun ke tempat umum atau ramai, karena sistem kekebalan tubuh mereka yang masih berkembang membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 dan risiko gejala berat.