Pergeseran Tren Pencarian Informasi: Generasi Z Lebih Memilih Media Sosial daripada Mesin Pencari Tradisional

Generasi Z Tinggalkan Dominasi 'Googling': Era Baru Pencarian Informasi di Media Sosial

Dunia maya terus berkembang, dan bersamanya, cara kita mencari informasi pun turut berubah. Istilah "Googling", yang dulunya identik dengan pencarian daring, kini mulai kehilangan popularitasnya, terutama di kalangan Generasi Z (Gen Z). Lahir antara tahun 1997 dan 2012, generasi digital ini menunjukkan preferensi yang berbeda dalam mencari informasi, beralih dari mesin pencari tradisional seperti Google ke platform media sosial seperti TikTok dan Instagram.

Fenomena ini bukan sekadar perubahan istilah, melainkan pergeseran budaya dalam cara generasi muda berinteraksi dengan internet. 'Googling' yang dulunya menjadi bagian dari budaya populer sejak kemunculannya dalam serial televisi "Buffy the Vampire Slayer" pada tahun 2002, dan kemudian diakui oleh Oxford English Dictionary sebagai kata kerja yang menggambarkan aktivitas pencarian daring secara umum, kini mulai memudar.

Mengapa Gen Z Beralih ke Media Sosial?

Beberapa faktor menjadi penyebab pergeseran ini. Salah satunya adalah kedekatan Gen Z dengan internet yang berkembang pesat. Bagi mereka, media sosial bukan hanya platform untuk berinteraksi, tetapi juga sumber informasi yang mudah diakses dan relevan.

Sebuah studi dari Bernstein Research mengungkapkan bahwa hampir separuh (45 persen) Gen Z lebih memilih TikTok atau Instagram untuk mencari rekomendasi dibandingkan Google. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, di mana hanya 35 persen generasi milenial, 20 persen generasi X, dan kurang dari 10 persen baby boomer yang menggunakan media sosial untuk pencarian daring.

Berikut adalah faktor-faktor yang mendorong pergeseran tren ini:

  • Kenyamanan dan Kecepatan: Media sosial menawarkan pengalaman pencarian yang lebih visual dan interaktif. Gen Z dapat dengan mudah menemukan ulasan produk, tutorial, atau rekomendasi tempat melalui video pendek dan postingan gambar yang menarik.
  • Kepercayaan pada Influencer dan Komunitas: Gen Z cenderung lebih percaya pada rekomendasi dari influencer dan komunitas online yang mereka ikuti di media sosial. Mereka melihat influencer sebagai sumber informasi yang lebih otentik dan relevan dibandingkan iklan tradisional.
  • Algoritma yang Dipersonalisasi: Algoritma media sosial dirancang untuk menampilkan konten yang relevan dengan minat dan preferensi pengguna. Hal ini membuat Gen Z lebih mudah menemukan informasi yang mereka cari tanpa harus melakukan pencarian manual yang rumit.

Respon Google Terhadap Perubahan Tren

Google menyadari perubahan perilaku pencarian di kalangan generasi muda. Prabhakar Raghavan, Senior Vice President Google, mengakui bahwa hampir 40 persen anak muda beralih ke TikTok atau Instagram untuk mencari rekomendasi tempat makan daripada menggunakan Google Maps atau Search.

Untuk mengatasi tren ini, Google berinvestasi dalam teknologi baru yang dinilai lebih relevan dengan Gen Z. Beberapa inisiatif yang dilakukan Google antara lain:

  • Fitur Multi-Search: Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian menggunakan kombinasi teks dan gambar. Gen Z dapat mengambil foto produk yang mereka lihat di media sosial dan langsung mencari informasi lebih lanjut tentang produk tersebut di Google.
  • Fitur Ask Photos: Fitur ini menggunakan teknologi AI Gemini untuk membantu pengguna mencari foto atau video di Google Photos berdasarkan perintah suara atau teks. Misalnya, pengguna dapat meminta Google Photos untuk menampilkan foto mereka saat berada di suatu lokasi atau melakukan aktivitas tertentu.

Pergeseran tren pencarian informasi dari mesin pencari tradisional ke media sosial merupakan tantangan bagi Google dan perusahaan teknologi lainnya. Mereka harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan perilaku pengguna untuk tetap relevan di era digital yang terus berkembang.

Era 'Googling' mungkin belum sepenuhnya berakhir, namun dominasinya mulai tergoyahkan oleh kehadiran media sosial sebagai sumber informasi utama bagi Generasi Z. Perusahaan teknologi perlu memahami dan merespon perubahan ini untuk tetap bersaing di pasar yang semakin kompetitif.