Elon Musk Ungkap Ketidaksepakatan dengan Kebijakan Donald Trump Sebagai Alasan Pengunduran Diri dari DOGE
Miliarder Elon Musk telah mengakhiri masa jabatannya sebagai pemimpin Department of Government Efficiency (DOGE) Amerika Serikat pada tanggal 30 Mei 2025. Keputusan ini mengakhiri babak singkat namun penuh warna dalam keterlibatan tokoh teknologi terkemuka ini dalam pemerintahan. Setelah meninggalkan jabatannya, Musk akhirnya membuka diri tentang alasan di balik pengunduran dirinya dari pemerintahan Donald Trump.
Dalam sebuah wawancara eksklusif, Musk mengungkapkan bahwa perbedaan pandangan dengan mantan Presiden Trump menjadi faktor utama dalam keputusannya. Meskipun ia tidak memberikan rincian spesifik mengenai poin-poin perselisihan mereka, Musk mengindikasikan bahwa ketidaksepakatan tersebut cukup signifikan untuk mendorongnya mundur. "Bukan berarti saya selalu setuju dengan semua hal yang dilakukan pemerintah," ujarnya, menekankan bahwa ia sebenarnya mendukung banyak kebijakan yang diambil. Namun, ia menambahkan, "Kami memiliki pandangan yang berbeda." Musk menghindari elaborasi lebih lanjut, dengan alasan bahwa membahas perbedaan-perbedaan tersebut secara terbuka dapat memicu kontroversi yang tidak perlu.
Salah satu area utama ketidaksepakatan, menurut Musk, adalah kebijakan tarif impor. Ia berpendapat bahwa tarif memiliki konsekuensi yang luas dan seringkali tidak diinginkan. Meskipun ia tidak setuju dengan pendekatan Trump dalam hal ini, Musk mengakui bahwa keputusan akhir berada di tangan presiden. Selain itu, Musk juga menyuarakan kekhawatiran tentang kebijakan fiskal pemerintahan Trump, khususnya Rancangan Undang-Undang (RUU) "Big Beautiful Bill". Ia khawatir bahwa RUU tersebut akan membebani anggaran negara, yang bertentangan langsung dengan misi DOGE untuk meningkatkan efisiensi. Musk menggambarkan dirinya merasa "terjebak" dalam situasi di mana ia enggan untuk secara terbuka menentang kebijakan pemerintah.
Musk juga menyinggung tentang reaksi keras yang dihadapi DOGE atas kebijakan efisiensi yang diterapkan. Sejak pembentukannya, departemen tersebut telah menjadi sasaran kritik karena langkah-langkah kontroversial seperti pemangkasan pegawai dan anggaran. "DOGE menjadi kambing hitam untuk banyak hal," kata Musk. "Jika ada pemangkasan, baik nyata maupun wacana, semua orang akan menyalahkan DOGE."
Dengan berakhirnya masa jabatannya di DOGE, Musk kini dapat sepenuhnya memfokuskan diri pada perusahaan-perusahaannya, Tesla dan SpaceX. Dalam panggilan pendapatan Tesla pada 22 April, ia mengisyaratkan niatnya untuk mengalokasikan lebih banyak waktunya untuk perusahaan-perusahaan ini, dengan alasan bahwa sebagian besar tugasnya di DOGE telah selesai. Presiden Trump sendiri sebelumnya telah mengindikasikan bahwa masa jabatan Musk tidak akan diperpanjang, dengan mengatakan bahwa Musk memiliki perusahaan-perusahaan besar untuk dijalankan dan akan kembali fokus pada bisnisnya.
DOGE dibentuk sebagai bagian dari janji kampanye Trump untuk memangkas birokrasi dan pengeluaran pemerintah. Departemen tersebut bertugas mengembangkan rencana aksi untuk menghilangkan penipuan dan pemborosan anggaran dalam enam bulan pertama. Musk menjabat sebagai "pegawai khusus pemerintah", sesuai regulasi Departemen Kehakiman AS, yang menetapkan masa kerja maksimal 130 hari dalam setahun untuk posisi tersebut. Meskipun memimpin DOGE, Musk tidak menerima gaji dari pemerintah federal dan tidak diwajibkan melaporkan harta kekayaannya secara publik. Selama menjabat, Musk berada di bawah sorotan karena perannya yang tidak biasa sebagai pebisnis yang terlibat langsung dalam birokrasi pemerintahan. Sebelumnya, ia merupakan salah satu pendukung terbuka Donald Trump selama masa kampanye, bahkan masuk dalam tim pemenangan dan sempat membagikan hadiah uang tunai melalui sebuah petisi.