Kendala Adaptasi Warnai Program Pembinaan Bela Negara di Depok: Peserta Alami Sakit dan Kesulitan Disiplin

Kendala Adaptasi Warnai Program Pembinaan Bela Negara di Depok: Peserta Alami Sakit dan Kesulitan Disiplin

Program pembinaan karakter dan bela negara yang diselenggarakan di Depok, Jawa Barat, baru-baru ini menuai berbagai sorotan terkait dengan sejumlah kendala yang dihadapi para peserta. Program yang dilaksanakan di Markas Divisi Infanteri 1 Kostrad, Cilodong ini, bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan cinta tanah air kepada generasi muda. Namun, dalam pelaksanaannya, sejumlah peserta dilaporkan mengalami kesulitan adaptasi hingga masalah kesehatan.

Dua Peserta Dipulangkan karena Sakit

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Depok, Lienda Ratnanurdianny, mengungkapkan bahwa dua dari seratus peserta program terpaksa dipulangkan lebih awal karena alasan kesehatan. Kondisi medis kedua peserta tersebut dinilai tidak memungkinkan untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan fisik yang padat di lingkungan barak militer. Tim medis yang bertugas selama program berlangsung secara intensif memantau kondisi kesehatan para peserta. Berdasarkan hasil pemeriksaan, diputuskan bahwa kedua peserta tersebut memerlukan penanganan medis lebih lanjut dan tidak dapat melanjutkan keikutsertaan dalam program.

Keluhan Sulit Adaptasi dengan Disiplin Militer

Wali Kota Depok, Supian Suri, mengakui bahwa sejumlah peserta mengeluhkan kesulitan beradaptasi dengan sistem pelatihan yang disiplin dan ketat. Mayoritas peserta merupakan remaja berusia antara 13 hingga 15 tahun yang terbiasa dengan gaya hidup yang lebih bebas. Perbedaan signifikan antara rutinitas sehari-hari mereka dengan pola hidup ala militer menjadi tantangan tersendiri. Beberapa peserta bahkan dilaporkan memiliki kebiasaan tidur larut malam dan sulit bangun pagi, yang tentunya bertentangan dengan jadwal kegiatan yang telah ditetapkan dalam program.

Absen Tanpa Kabar

Selain masalah kesehatan dan kesulitan adaptasi, program ini juga diwarnai dengan ketidakhadiran sepuluh pelajar pada hari pertama kegiatan. Para pelajar tersebut tidak memberikan kabar apapun mengenai alasan ketidakhadiran mereka. Pemerintah Kota Depok melalui Badan Kesbangpol berupaya untuk menelusuri penyebab ketidakhadiran para peserta tersebut dengan menghubungi orang tua atau wali mereka. Berbagai kemungkinan menjadi pertimbangan, mulai dari perubahan pikiran orang tua hingga keengganan anak untuk mengikuti program.

Program Bukan Hanya untuk Remaja Bermasalah

Lienda Ratnanurdianny menegaskan bahwa program pembinaan karakter dan bela negara ini tidak hanya diperuntukkan bagi remaja yang bermasalah. Peserta berasal dari berbagai latar belakang dan didaftarkan secara sukarela oleh orang tua atau guru yang ingin meningkatkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab anak-anak mereka. Program ini bertujuan untuk membina karakter generasi muda secara positif, bukan sebagai wadah rehabilitasi bagi anak-anak yang bermasalah dengan perilaku.

Evaluasi Program akan Dilakukan

Melihat berbagai kendala yang muncul dalam pelaksanaan program ini, Pemerintah Kota Depok berencana untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan adaptasi dan masalah kesehatan pada peserta, serta mencari solusi untuk meningkatkan efektivitas program di masa mendatang. Diharapkan, melalui evaluasi yang komprehensif, program pembinaan karakter dan bela negara ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi generasi muda Kota Depok.