Rekomendasi Saham Pilihan IPOT untuk Investor di Tengah Pekan Perdagangan Bursa yang Dipersingkat

Pekan ini, pasar modal Indonesia akan mengalami periode perdagangan yang lebih singkat, hanya empat hari efektif dari tanggal 2 hingga 6 Juni 2025, akibat libur Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah. Menyikapi kondisi ini, Indri Liftiany Travelin Yunus, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), memberikan panduan bagi para investor dan trader untuk memantau sejumlah sentimen penting, baik dari kancah global maupun domestik, yang berpotensi memengaruhi arah pergerakan pasar.

Sentimen Global yang Perlu Diperhatikan

Menurut Yunus, terdapat beberapa indikator ekonomi global yang perlu dicermati dengan seksama. Pertama, Indeks S&P Global Manufacturing PMI Amerika Serikat untuk bulan Mei diperkirakan akan menunjukkan peningkatan menjadi 52,3, dibandingkan dengan angka 50,2 pada bulan sebelumnya. Peningkatan ini mengindikasikan adanya ekspansi dalam sektor manufaktur AS, yang dapat memberikan sentimen positif bagi pasar global.

Kedua, data JOLTs Job Openings AS untuk bulan Mei diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan menjadi 7,05 juta, dari 7,192 juta pada bulan sebelumnya. Penurunan ini dapat mengindikasikan adanya perlambatan dalam pasar tenaga kerja AS, yang dapat memengaruhi ekspektasi terhadap kebijakan moneter Federal Reserve.

Ketiga, Initial Jobless Claims AS pada minggu ketiga Mei diperkirakan akan turun tipis menjadi 235.000, dari 240.000 pada bulan sebelumnya. Penurunan ini mengindikasikan adanya perbaikan dalam pasar tenaga kerja AS, yang dapat memberikan sentimen positif bagi pasar.

Keempat, Non Farm Payrolls AS untuk bulan Mei diperkirakan akan turun menjadi 130.000, dibandingkan dengan 177.000 pada bulan sebelumnya. Penurunan ini dapat mengindikasikan adanya perlambatan dalam penambahan lapangan kerja di AS, yang dapat memengaruhi ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi AS.

Sentimen Domestik yang Perlu Dipantau

Selain sentimen global, Yunus juga menekankan pentingnya memantau sentimen domestik. Salah satu indikator yang perlu diperhatikan adalah S&P Global Manufacturing PMI Indonesia untuk bulan Mei, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 48,3, dibandingkan dengan angka 46,7 pada bulan sebelumnya. Peningkatan ini mengindikasikan adanya perbaikan dalam sektor manufaktur Indonesia, meskipun masih berada di bawah ambang batas 50 yang memisahkan antara ekspansi dan kontraksi.

Rekomendasi Saham dari IPOT

Menanggapi perkembangan pasar dan faktor-faktor pendorong utama pekan ini, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memberikan rekomendasi sejumlah saham dengan memanfaatkan booster modal untuk strategi breakout yang cocok bagi swing trader yang ingin ambil peluang di saham-saham yang sedang konsolidasi kuat.

Berikut adalah beberapa saham yang direkomendasikan oleh IPOT:

  • ANTM (PT Aneka Tambang Tbk)
    • Harga Saat Ini: 3.110
    • Entry: 3.110
    • Target Price: 3.330 (7,07%)
    • Stop Loss: 3.030 (-2,57%)
    • Risk to Reward Ratio: 1:2,8
    • Alasan: ANTM masih berada dalam tren naik yang kuat dan bertahan di atas garis EMA 5. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp233 miliar pada saham ANTM sepanjang perdagangan pekan lalu. Volume pembelian saham ANTM masih cukup tinggi dan berpotensi berlanjut.
  • BRMS (PT Bumi Resources Minerals Tbk)
    • Harga Saat Ini: 360
    • Entry: 370
    • Target Price: 408 (10,27%)
    • Stop Loss: 350 (-5,41%)
    • Risk to Reward Ratio: 1:1,9
    • Alasan: BRMS saat ini berada dalam area konsolidasi dan membentuk area based yang sangat kuat. Candlestick terlihat masih berada di atas garis EMA 5 diiringi volume transaksi yang sangat tinggi. Stochastic oscillator masih berada di level 60 dan berpotensi untuk melanjutkan penguatannya.
  • BRIS (PT Bank Syariah Indonesia Tbk)
    • Harga Saat Ini: 3.000
    • Entry: 3.040
    • Target Price: 3.350 (10,20%)
    • Stop Loss: 2.870 (-5,59%)
    • Risk to Reward Ratio: 1:1,8
    • Alasan: BRIS berada dalam area konsolidasi yang cukup kuat dan tengah mencoba breakout level 3040. Volume transaksi BRIS juga terpantau masih cukup tinggi. Investor asing mencatatkan net buy senilai Rp 232,7 miliar selama perdagangan pekan lalu.

Investor disarankan untuk melakukan riset mendalam dan mempertimbangkan profil risiko masing-masing sebelum mengambil keputusan investasi.