Inovasi Teknologi di Masjid Nabawi: Kubah Geser dan Payung Raksasa Kendali Otomatis
Masjid Nabawi, salah satu tempat suci umat Islam, tidak hanya memukau dengan keindahan arsitekturnya, tetapi juga dengan penerapan teknologi canggih yang dirancang untuk kenyamanan para jemaah. Salah satu fitur yang paling menonjol adalah sistem kubah geser otomatis yang unik, dan payung raksasa yang memberikan keteduhan di pelataran masjid.
Kubah Geser: Mengatur Suhu dan Pencahayaan Alami
Masjid Nabawi memiliki 27 kubah yang dapat bergerak, sebuah inovasi yang dirancang untuk mengoptimalkan suhu dan pencahayaan di dalam masjid. Kubah-kubah ini, yang merupakan bagian dari proyek perluasan yang dimulai pada masa pemerintahan Raja Fahd pada tahun 1984 dan selesai pada tahun 1994, dibuat dengan teknologi tinggi. Struktur baja dan komposit yang digunakan dalam konstruksi pesawat terbang dipilih untuk memastikan kubah dapat bergerak dengan mudah. Sistem rel otomatis memungkinkan kubah-kubah ini untuk membuka dan menutup, memberikan ventilasi alami dan pencahayaan yang disesuaikan sepanjang hari.
- Fungsi Ganda: Kubah geser ini berfungsi ganda, yaitu untuk mengatur suhu di dalam masjid dan untuk memaksimalkan penggunaan cahaya alami. Di siang hari, ketika suhu di Arab Saudi mencapai puncaknya, kubah-kubah ini dapat ditutup untuk mengurangi panas yang masuk ke dalam masjid. Pada saat yang sama, kubah-kubah ini juga dapat dibuka untuk memungkinkan udara segar masuk dan mengurangi kelembaban.
- Material Canggih: Pemilihan material untuk kubah geser ini juga sangat penting. Struktur baja dan komposit yang digunakan tidak hanya ringan tetapi juga sangat kuat, sehingga mampu menahan beban angin dan cuaca ekstrem. Material ini juga tahan terhadap korosi, sehingga memastikan kubah-kubah ini dapat berfungsi dengan baik selama bertahun-tahun.
Lantai Sejuk: Kenyamanan Tanpa Alas Kaki
Salah satu aspek yang paling dihargai oleh pengunjung Masjid Nabawi dan Masjidil Haram adalah lantai yang tetap sejuk meskipun cuaca panas. Rahasia di balik kesejukan ini terletak pada penggunaan marmer Thassos, yang berasal dari sebuah pulau di Yunani. Marmer ini dikenal karena kemampuannya yang luar biasa dalam memantulkan panas, menjadikannya pilihan ideal untuk lantai masjid. Dengan daya serap panas yang sangat rendah, marmer Thassos memastikan bahwa permukaan lantai tetap nyaman untuk berjalan tanpa alas kaki, bahkan di tengah hari yang terik.
Payung Raksasa: Naungan di Pelataran Masjid
Fitur lain yang mencolok di Masjid Nabawi adalah payung-payung raksasa yang menutupi sebagian besar pelataran masjid. Sebanyak 250 payung ini dirancang untuk memberikan keteduhan bagi para jemaah, melindungi mereka dari sengatan matahari. Setiap payung memiliki luas sekitar 25,5 x 25,5 meter saat terbuka dan tinggi 15 meter, mampu menutupi area seluas 143.000 meter persegi.
- Otomatisasi: Payung-payung ini dapat dibuka dan ditutup secara otomatis dalam waktu tiga menit, sebuah proses yang terkoordinasi dengan baik untuk memastikan kelancaran. Biasanya, payung-payung ini dibuka pada pukul 7 pagi dan ditutup kembali pada pukul 5 sore, menyesuaikan dengan perubahan intensitas matahari sepanjang hari.
- Desain yang Cermat: Desain payung-payung ini juga sangat cermat, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kekuatan angin dan curah hujan. Material yang digunakan tahan terhadap cuaca ekstrem, sehingga memastikan payung-payung ini dapat berfungsi dengan baik dalam berbagai kondisi. Selain itu, payung-payung ini juga dilengkapi dengan sistem drainase yang efektif untuk mencegah genangan air di pelataran masjid.
Inovasi-inovasi teknologi di Masjid Nabawi ini mencerminkan komitmen untuk memberikan pengalaman beribadah yang nyaman dan khusyuk bagi para jemaah. Dengan menggabungkan arsitektur yang indah dengan teknologi canggih, Masjid Nabawi terus menjadi contoh bagaimana tradisi dan inovasi dapat berjalan beriringan.