IHSG Kembali Terkoreksi di Awal Perdagangan

markdown Pasar saham Indonesia memulai perdagangan hari ini dengan sentimen negatif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami penurunan, melanjutkan tren pelemahan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Setelah sempat dibuka pada level 7.071,63, IHSG berayun dan sempat mencicipi zona hijau. Namun, tekanan jual kemudian mendorong indeks ke teritori negatif. Pada pukul 09.20 WIB, IHSG tercatat berada di level 7.013,99, terkoreksi sebesar 51,07 poin atau setara dengan 0,72%. Pergerakan ini mengindikasikan adanya kekhawatiran di kalangan investor yang berujung pada aksi jual saham.

Selama sesi perdagangan pagi, IHSG sempat menyentuh titik tertinggi di 7.090,35 dan titik terendah di 7.004,60. Volatilitas ini mencerminkan ketidakpastian pasar dalam merespons berbagai sentimen yang ada.

Aktivitas Perdagangan

Volume perdagangan tercatat cukup aktif dengan 5,89 miliar saham berpindah tangan, menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp 2,98 triliun. Frekuensi perdagangan mencapai 245.128 kali. Secara sektoral, mayoritas sektor mengalami tekanan, dengan sektor keuangan dan barang konsumsi menjadi kontributor utama pelemahan IHSG.

Secara keseluruhan, sentimen pasar cenderung bearish dengan jumlah saham yang melemah (321 saham) lebih banyak dibandingkan saham yang menguat (151 saham). Sementara itu, 179 saham lainnya bergerak stagnan.

Kinerja IHSG dalam Beberapa Periode Terakhir

  • Pekan Terakhir: IHSG mengalami pelemahan sebesar 2,81%.
  • Sebulan Terakhir: IHSG mencatatkan kenaikan sebesar 3,89%.
  • Tiga Bulan Terakhir: IHSG menguat sebesar 6,02%.
  • Enam Bulan Terakhir: IHSG terkoreksi sebesar 6,25%.
  • Year-to-Date (YTD): IHSG melemah 0,96%.
  • Setahun Terakhir: IHSG turun sebesar 2,27%.

Data historis ini menunjukkan bahwa IHSG masih berada dalam tren yang fluktuatif, dengan kinerja yang bervariasi tergantung pada periode waktu yang dianalisis. Investor perlu mencermati faktor-faktor fundamental dan sentimen pasar secara seksama sebelum mengambil keputusan investasi.