Kisah Inspiratif Petani Indonesia di Jepang: Antara Tantangan dan Dukungan Pemerintah

Lina Rokayah, seorang petani asal Indonesia yang akrab disapa Rina, telah lebih dari dua dekade berkecimpung dalam dunia pertanian di Jepang. Mengelola Matsubara Farm, Rina berbagi pengalaman suka dan duka yang mewarnai perjalanannya di Negeri Sakura.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Rina adalah menyeimbangkan peran sebagai petani dan ibu rumah tangga. Di Jepang, peran ibu rumah tangga umumnya tidak didukung oleh asisten rumah tangga, sehingga pengaturan waktu menjadi krusial. Selain itu, kerinduan terhadap keluarga (homesick) seringkali menghantui para pekerja asal Indonesia yang jauh dari tanah air. Kondisi geografis Prefektur Toyama, tempat banyak pekerja ditempatkan, juga menuntut fisik yang prima, terlebih dengan adanya empat musim yang ekstrem. Panas terik di musim panas dan dingin menusuk tulang di musim dingin menjadi tantangan tersendiri bagi para petani.

Sebagai pengelola Matsubara Farm yang mengkhususkan diri pada produksi daun bawang, Rina juga merasakan dampak dari krisis tenaga kerja yang melanda Jepang. Jumlah pekerja yang semakin sedikit diperparah dengan kurangnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. Kekhawatiran akan keberlanjutan pertanian di masa depan menjadi isu yang umum dirasakan oleh para petani di Jepang.

Namun, menjadi petani di Jepang juga menawarkan berbagai keuntungan. Sistem kerja yang terstruktur dan dukungan penuh dari pemerintah menjadi daya tarik tersendiri. Pemerintah memberikan subsidi pupuk, menjamin ketersediaan air, dan menyediakan fasilitas penunjang lainnya. Lebih dari itu, petani tidak perlu khawatir tentang pemasaran hasil panen karena pemerintah daerah siap menyerap produk yang dihasilkan.

Bantuan pemerintah tidak hanya berhenti di situ. Dalam hal permodalan, pemerintah juga memberikan pinjaman lunak dan subsidi kepada petani yang mengalami kesulitan keuangan akibat kerugian atau kondisi pasar yang tidak menentu. Kemitraan antara pemerintah daerah Prefektur Toyama dan Matsubara Farm dalam program makan siang sekolah (kyushoku) menjadi bukti nyata dukungan pemerintah terhadap sektor pertanian lokal.