Tiga Dewa Adventure Indonesia Akan Menempuh Jalur Hukum Terkait Isu Negatif Pemesanan Lahan Camp
Operator tur pendakian gunung, Tiga Dewa Adventure Indonesia, mengambil langkah hukum terkait tuduhan tak berdasar tentang praktik pemesanan lahan berkemah di gunung yang telah mencoreng nama baik perusahaan. Klarifikasi ini muncul sebagai tanggapan atas serangkaian unggahan di media sosial yang menuduh Tiga Dewa Adventure Indonesia melakukan monopoli lahan perkemahan selama menjalankan kegiatan open trip pendakian di berbagai gunung di Indonesia.
"Kami akan melindungi hak hukum kami dengan menempuh jalur hukum terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas penyebaran informasi palsu yang telah menyebabkan kegaduhan di tengah masyarakat," demikian bunyi pernyataan resmi dari Tiga Dewa Adventure Indonesia, yang dipublikasikan melalui akun Instagram resmi mereka.
M. Rifqi Maulana, pemilik Tiga Dewa Adventure Indonesia, menjelaskan bahwa langkah hukum ini diambil sebagai respons terhadap pihak-pihak yang gagal membuktikan kebenaran tuduhan yang telah disebarkan di media sosial. Rifqi menegaskan bahwa tuduhan tersebut telah merugikan reputasi Tiga Dewa Adventure Indonesia. Perusahaan menganggap tuduhan tersebut sebagai pencemaran nama baik.
Saat ini, Tiga Dewa Adventure Indonesia telah berkonsultasi dengan penasihat hukum mengenai langkah-langkah yang akan diambil. Selain itu, mereka telah membuka saluran komunikasi melalui Whatsapp di nomor 0895-3280-93337 untuk menerima klarifikasi terkait pemberitaan yang merugikan perusahaan. Rifqi juga mengimbau para pembuat konten dan pemilik akun media sosial untuk menghapus konten yang berisi informasi yang tidak akurat dan merugikan Tiga Dewa Adventure Indonesia.
Menurut Rifqi, unggahan bernada negatif yang menyudutkan Tiga Dewa Adventure Indonesia telah tersebar luas di berbagai akun media sosial, termasuk akun yang berfokus pada pendakian gunung dan akun pribadi. Kendati demikian, Tiga Dewa Adventure Indonesia tetap membuka diri untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Saat ini, perusahaan masih melakukan pemantauan intensif di media sosial.
Rifqi juga membantah keras tuduhan bahwa Tiga Dewa Adventure Indonesia melakukan pemesanan lahan perkemahan yang mengakibatkan pengusiran pendaki lain dari lokasi tersebut. Ia menjelaskan bahwa video-video yang menyudutkan Tiga Dewa Adventure Indonesia berlokasi di Gunung Slamet, Sumbing, Rinjani, dan Lawu.
"Saya ingin mengklarifikasi bahwa Tiga Dewa Adventure Indonesia tidak pernah melakukan monopoli, blokade, atau pemesanan lahan perkemahan. Hal ini dapat dibuktikan," tegas Rifqi. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan pemilik video yang diduga menyudutkan perusahaan.
Selain itu, Tiga Dewa Adventure Indonesia telah melakukan investigasi internal dan evaluasi terhadap kinerja timnya selama memandu tamu pendaki di berbagai daerah. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem dan kinerja tim berjalan dengan baik, berbeda dengan narasi yang beredar di media sosial.
"Dalam video-video yang beredar, tidak ada bukti bahwa kami mengusir pendaki lain. Kami selalu bersikap adil. Kami khawatir jika tidak memberikan pernyataan atau klarifikasi, isu ini akan semakin meluas," ujar Rifqi.
Rifqi juga menyoroti bahwa banyak operator tur pendakian lain yang menawarkan open trip serupa dengan Tiga Dewa Adventure Indonesia. Ia merasa bahwa tuduhan yang beredar di media sosial telah sangat menyudutkan perusahaannya.
Sebelumnya, viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang pendaki yang diminta untuk pindah dari area perkemahan di salah satu gunung di Indonesia karena lahan tersebut diklaim telah dipesan. Dalam video tersebut, pendaki tersebut menjelaskan bahwa ia mendirikan tenda di Pos Plawangan 2 Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Setelah selesai mendirikan tenda, ia didatangi dan dimarahi oleh seorang porter yang mengklaim bahwa lahan tersebut telah dipesan oleh temannya.
Netizen pun ramai-ramai menyebut akun Tiga Dewa Adventure Indonesia dalam kolom komentar video tersebut dan melontarkan berbagai hujatan.