Harga Emas Antam Melonjak Tajam: Kombinasi Faktor Geopolitik dan Ekonomi Jadi Pemicu Utama

Harga emas produksi Logam Mulia Antam mencatatkan lonjakan signifikan pada hari ini, menembus angka Rp 1.940.000 per gram, dengan kenaikan mencapai Rp 35.000. Kenaikan ini tergolong ekstrem, mengingat pergerakan harga emas yang biasanya tidak sampai menyentuh angka tersebut.

Lonjakan harga emas ini dipicu oleh serangkaian faktor kompleks yang saling terkait, meliputi ketegangan geopolitik global, eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China, indikasi kebijakan moneter yang lebih akomodatif dari Federal Reserve (The Fed), dan pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat.

Faktor-faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas

  • Ketegangan Geopolitik: Meningkatnya tensi antara Rusia dan Ukraina, yang ditandai dengan serangan udara Ukraina terhadap pangkalan militer Rusia, telah memicu kekhawatiran global. Serangan ini meningkatkan risiko dan ketidakpastian di pasar, mendorong investor untuk mencari perlindungan pada aset-aset safe haven, seperti emas.

  • Eskalasi Perang Dagang: Kebijakan terbaru Presiden AS yang menggandakan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50% semakin memperburuk hubungan dagang antara AS dan China. Retorika yang keras terhadap Beijing dan ketidakpastian terkait pertemuan antara Presiden Trump dan Xi Jinping menekan pasar ekuitas AS, sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi yang aman.

  • Sinyal Dovish dari The Fed: Pernyataan Gubernur The Fed Christopher Waller, yang mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga meskipun inflasi tetap menjadi perhatian utama, telah melemahkan nilai tukar dolar AS. Pelemahan dolar AS secara otomatis membuat emas, yang dihargakan dalam dolar, menjadi lebih menarik bagi investor yang menggunakan mata uang lain.

  • Dinamika Pasar Obligasi AS: Meskipun imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun mengalami kenaikan, pasar emas tampaknya mampu mempertahankan momentumnya. Hal ini menunjukkan bahwa sentimen risiko global memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap harga emas saat ini.

Prospek Harga Emas Jangka Pendek

Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, memperkirakan bahwa harga emas global, termasuk di Indonesia, akan terus mengalami tren bullish dalam jangka pendek. Jika tren pembelian terus berlanjut, harga emas global berpotensi menguji level resistance di US$ 3.392. Namun, jika terjadi tekanan jual atau reversal teknikal, harga emas dapat kembali turun ke level support terdekat di kisaran US$ 3.347.

Investor dan trader disarankan untuk terus memantau perkembangan pertemuan antara Presiden Trump dan Xi Jinping, serta data Non-Farm Payrolls yang akan dirilis pada akhir pekan ini, karena faktor-faktor ini dapat memengaruhi arah pergerakan harga emas selanjutnya.