Tips Meminimalkan Stres pada Hewan Kurban: Hindari Warna Merah dan Oranye Saat Penyembelihan

Idul Adha, momen yang identik dengan penyembelihan hewan kurban, bukan hanya soal ritual keagamaan, tetapi juga tentang etika perlakuan terhadap hewan. Stres pada hewan kurban sebelum dan saat penyembelihan memiliki dampak signifikan terhadap kualitas daging yang dihasilkan. Seorang pakar anatomi veteriner dan perilaku hewan dari IPB University, Dr. drh. Supratikno, PAVet, menyoroti pentingnya meminimalkan stres pada hewan kurban untuk mendapatkan daging yang berkualitas.

Menurut Dr. Supratikno, stres memicu aktivasi sistem saraf simpatis pada hewan, menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini menghambat proses pengeluaran darah yang optimal saat penyembelihan. Akibatnya, darah yang tertinggal dalam daging dapat menurunkan kualitasnya. Selain itu, stres juga memicu penggunaan glikogen otot secara berlebihan. Penurunan kadar glikogen menghambat pembentukan asam laktat, yang berujung pada peningkatan pH daging. Daging dengan pH tinggi cenderung menjadi gelap, keras, dan kering (dark, firm, and dry/DFD), kondisi yang tidak diinginkan.

Hewan yang mengalami stres berat juga cenderung lebih sulit dikendalikan dan meronta saat penyembelihan. Hal ini meningkatkan risiko luka memar pada tubuh hewan, yang semakin menurunkan kualitas daging kurban. Untuk meminimalkan stres pada hewan kurban, Dr. Supratikno memberikan beberapa rekomendasi praktis:

  • Hindari suara bising: Sapi, misalnya, sensitif terhadap suara frekuensi tinggi. Penggunaan pengeras suara sebaiknya dihindari di sekitar area penyembelihan.
  • Batasi kerumunan: Kehadiran terlalu banyak orang dapat membuat hewan merasa terancam dan stres.
  • Perhatikan warna pakaian: Hindari mengenakan pakaian berwarna merah atau oranye saat proses penyembelihan. Warna-warna cerah ini dapat memicu kecemasan pada hewan.
  • Lakukan penyembelihan dengan cepat: Proses penyembelihan harus dilakukan secara efisien untuk meminimalkan penderitaan hewan.
  • Jangan biarkan hewan sendirian: Hewan kurban sebaiknya tidak dibiarkan sendirian dalam waktu lama sebelum penyembelihan.
  • Pastikan petugas terlatih: Petugas yang menangani hewan kurban harus terlatih dan berpengalaman untuk memastikan penanganan yang tepat dan minim stres.

Selain langkah-langkah pencegahan, penting juga untuk mengenali tanda-tanda stres pada hewan kurban. Dr. Supratikno menjelaskan beberapa indikator yang perlu diperhatikan:

  • Gelisah: Hewan tampak tidak tenang dan terus bergerak.
  • Air liur berlebihan: Produksi air liur meningkat secara signifikan.
  • Ekor menyelip: Ekor diselipkan di antara kaki belakang.
  • Mata waspada: Mata terus menatap dengan waspada.
  • Telinga tegak: Posisi telinga tegak mengarah ke depan atau atas.
  • Napas tersengal: Napas menjadi cepat dan tersengal-sengal.

Jika tanda-tanda ini ditemukan, hewan tersebut perlu segera ditangani dengan pendekatan yang menenangkan. Memahami dan meminimalkan stres pada hewan kurban bukan hanya soal menghasilkan daging berkualitas, tetapi juga tentang menjalankan ibadah kurban dengan penuh tanggung jawab dan welas asih.