Tragedi Rafah: Serangan Israel Tewaskan Puluhan Warga Sipil yang Antre Bantuan Kemanusiaan
Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza kembali memburuk setelah serangan yang diduga dilakukan oleh pasukan Israel menewaskan sedikitnya 24 warga Palestina di dekat lokasi distribusi bantuan di Rafah. Insiden tragis ini terjadi pada Selasa (3/6) pagi waktu setempat, ketika ratusan orang berkumpul untuk menerima bantuan yang sangat dibutuhkan.
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza, serangan itu menargetkan warga sipil yang sedang menunggu giliran untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan di area al-Alam, Rafah. Organisasi kemanusiaan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang didukung oleh Amerika Serikat, bertanggung jawab atas distribusi bantuan tersebut. Selain korban tewas, puluhan orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis, sehingga dikhawatirkan jumlah korban jiwa akan terus bertambah.
Militer Israel mengakui bahwa pasukannya telah melepaskan tembakan di dekat lokasi distribusi bantuan, yang berjarak sekitar 500 meter dari titik koordinasi GHF. Dalam pernyataan resminya, militer Israel mengklaim bahwa tindakan tersebut diambil karena sejumlah orang bergerak mendekati pasukan dengan cara yang dianggap mengancam. Mereka menyatakan bahwa pasukan awalnya melepaskan tembakan peringatan, dan kemudian melepaskan tembakan tambahan setelah orang-orang tersebut tidak mengindahkan peringatan dan terus mendekat.
Klaim militer Israel ini bertentangan dengan laporan dari lapangan yang menyebutkan bahwa para korban adalah warga sipil yang tidak bersenjata dan sedang menunggu bantuan. Insiden ini memicu kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, yang menyerukan penyelidikan independen untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi ini. Guterres menekankan pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam insiden yang melibatkan jatuhnya korban sipil.
Tragedi di Rafah ini bukan insiden pertama yang melibatkan warga sipil Palestina yang menjadi korban saat menunggu bantuan. Sebelumnya, insiden serupa juga terjadi pada 27 Mei lalu, menewaskan sedikitnya 31 orang. Militer Israel membantah bertanggung jawab atas insiden sebelumnya dan menuduh adanya disinformasi. Namun, insiden berulang ini menimbulkan pertanyaan serius tentang protokol dan aturan keterlibatan yang diterapkan oleh pasukan Israel di wilayah konflik.
Berikut beberapa poin penting terkait insiden ini:
- Jumlah Korban: Sedikitnya 24 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
- Lokasi: Area al-Alam, Rafah, dekat lokasi distribusi bantuan kemanusiaan.
- Penyebab: Tembakan yang dilepaskan oleh pasukan Israel.
- Klaim Israel: Pasukan melepaskan tembakan karena merasa terancam oleh orang-orang yang mendekat.
- Reaksi Internasional: Sekretaris Jenderal PBB menyerukan penyelidikan independen.
Insiden ini semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat memprihatinkan di Jalur Gaza. Akses terhadap makanan, air bersih, dan layanan kesehatan semakin sulit bagi jutaan warga Palestina yang terdampak konflik. Komunitas internasional terus menyerukan gencatan senjata segera dan solusi politik yang berkelanjutan untuk mengakhiri siklus kekerasan ini.