Sinergi Lintas Instansi Gagalkan Penyelundupan Skala Besar Narkoba dan Timah Ilegal

Laksamana TNI Muhammad Ali, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), mengungkapkan keberhasilan terbaru TNI AL dalam menggagalkan serangkaian upaya penyelundupan signifikan, termasuk narkotika dan pasir timah ilegal. Menurut Ali, kesuksesan ini merupakan hasil kolaborasi erat antara berbagai lembaga pemerintah, termasuk Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Badan Intelijen Negara (BIN), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

"Keberhasilan ini adalah buah dari kerja sama yang solid antara TNI AL dengan BAIS TNI, BIN, Polri, dan BNN. Kami bersama-sama mengidentifikasi jalur-jalur rawan penyelundupan. Alhamdulillah, upaya ini membuahkan hasil dengan penangkapan skala besar," ujar Ali di Markas Komando Seskoal, Jakarta Selatan.

Salah satu pencapaian penting adalah penggagalan penyelundupan berton-ton narkotika di perairan Kepulauan Riau pada bulan Mei lalu. Operasi ini melibatkan penangkapan kapal ikan asing berbendera Thailand, Aungtoetoe 99, oleh Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun (Lanal TBK) di perairan Selat Durian, Kabupaten Karimun. Dari kapal tersebut, petugas berhasil menyita sekitar 2.061 kilogram narkotika yang terdiri dari kokain dan sabu-sabu.

"Ini adalah penangkapan narkoba terbesar dalam sejarah, dengan total 2,061 ton. Penangkapan ini adalah hasil kerja sama antara Angkatan Laut dan Bea Cukai," kata Ali, menyoroti pentingnya sinergi antarinstansi dalam memberantas kejahatan transnasional ini.

Selain itu, TNI AL juga berhasil menggagalkan penyelundupan 25 ton pasir timah ilegal dari Indonesia ke Malaysia melalui alur pelayaran Pelabuhan Pangkal Balam. Menurut Ali, keberhasilan ini juga merupakan hasil sinergi antara aparat maritim lainnya.

"Kami juga berhasil mengamankan 25 ton pasir timah di Bangka Belitung. Kami akan terus menjaga perairan Indonesia dengan bersinergi dengan seluruh aparat maritim, termasuk Polair, Bea Cukai, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Badan Keamanan Laut (Bakamla)," jelas Ali.

KSAL menegaskan bahwa TNI AL terus memperketat patroli di daerah-daerah rawan yang sering digunakan oleh para penyelundup. Patroli ini dilakukan secara sinergis dengan pihak-pihak terkait, termasuk negara-negara tetangga.

"Kami menyadari bahwa kami tidak dapat meng-cover seluruh perairan Indonesia sendirian. Oleh karena itu, sinergi dan interoperabilitas sangat penting. Kami juga menjalin kerja sama dengan negara-negara tetangga," pungkas Ali.

Upaya penegakan hukum di laut ini menunjukkan komitmen TNI AL dalam menjaga keamanan maritim Indonesia dan memberantas kejahatan lintas negara yang merugikan bangsa dan negara.