Koko Jony: Inovasi Sagu Sep, Warisan Kuliner Marind yang Mendunia
Melestarikan Rasa, Mengangkat Budaya: Kisah Koko Jony dan Sagu Sep
Di Merauke, Papua Selatan, seorang pria bernama Jony Liusyadi, atau akrab disapa Koko Jony, tengah menghidupkan kembali warisan kuliner suku Marind melalui kreasi sagu sep yang inovatif. Lebih dari sekadar hidangan tradisional, sagu sep kini menjadi ikon kuliner kebanggaan daerah, bahkan telah merambah pasar internasional.
Sagu sep, dulunya hidangan eksklusif dalam upacara adat dan konsumsi keluarga suku Marind, kini hadir dalam berbagai inovasi berkat sentuhan kreatif Koko Jony. Dengan dukungan sang istri, Stefani, ia berhasil mentransformasi makanan sederhana ini menjadi oleh-oleh yang dicari wisatawan.
Perjalanan dari Dapur ke Panggung Dunia
Kisah Koko Jony dimulai dari resep turun-temurun yang ia warisi dari sang ibu, seorang wanita berdarah China-Marind. Ia memulai usaha kulinernya pada tahun 2017 dengan modal resep keluarga. Awalnya, proses pembuatan sagu sep dilakukan secara tradisional dengan membakar adonan di atas bara tempurung kelapa. Namun, seiring perkembangan usaha, ia mulai menggunakan oven untuk meningkatkan efisiensi produksi. Meskipun demikian, ia tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional, seperti penggunaan habawil (kulit kerang) untuk memarut kelapa dan daun pisang sebagai pembungkus.
Dalam bahasa Marind, 'sep' berarti makanan yang dimasak. Proses pembuatan sagu sep melibatkan campuran sagu dan kelapa parut yang dibungkus daun pisang, lalu ditindih batu panas dengan tambahan dedaunan dan kulit kayu pohon buus. Proses ini memakan waktu sekitar satu jam, menghasilkan rasa gurih dan lembut yang khas.
Koko Jony tidak hanya melestarikan resep tradisional, tetapi juga berinovasi dengan menambahkan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, dan serai untuk memperkaya cita rasa. Ia juga mengembangkan tiga varian utama sagu sep: nggalamo (isi daging rusa atau sapi), siu (isi pisang atau buah-buahan), dan gelus (isi ikan atau makanan laut).
Transformasi Bentuk dan Jangkauan Pasar
Inovasi Koko Jony tidak berhenti pada rasa. Ia juga mengubah tampilan sagu sep menjadi lebih modern, seperti tumpeng sagu sep untuk syukuran, kue ulang tahun berbentuk piramida, dan pizza sagu sep dengan taburan keju mozzarella. Kreasi ini berhasil menarik perhatian generasi muda dan menjembatani warisan leluhur dengan selera masa kini.
Harga sagu sep bervariasi, mulai dari Rp 3.000 per potong hingga Rp 3 juta untuk kue ulang tahun ukuran besar. Koko Jony sengaja menawarkan harga terjangkau agar semua kalangan dapat menikmati hidangan khas ini.
Sagu sep buatan Koko Jony kini menjadi sajian resmi dalam berbagai acara kenegaraan di Merauke. Bahkan, hidangan ini pernah dipesan hingga ke Belanda oleh wisatawan yang terkesan dengan rasanya. Keuntungan bersih dari bisnis kuliner ini mencapai Rp 400.000 hingga Rp 500.000 per hari.
Memberdayakan Masyarakat dan Melestarikan Budaya
Koko Jony tidak hanya berfokus pada keuntungan bisnis. Ia juga memberdayakan masyarakat sekitar dengan membeli bahan baku dari mama-mama Papua di Pasar Wamanggu dan melibatkan ibu rumah tangga untuk membantu memarut kelapa. Ia bahkan tak segan membagikan resep kepada para pekerjanya.
Setiap boks sagu sep yang terjual menyisihkan Rp 2.000 untuk disumbangkan kepada anak yatim dan masyarakat yang membutuhkan. Koko Jony dan istrinya juga sering diundang sebagai narasumber dalam pelatihan memasak oleh instansi pemerintah maupun swasta.
Salah satu pencapaian besar mereka adalah ketika mewakili Papua Selatan di ajang Pesta Budayaw di Makassar pada 2023, di mana mereka memamerkan proses pembuatan sagu sep kepada pengunjung internasional. Pada tahun yang sama, sagu sep juga meraih sertifikasi Apresiasi Kreasi Indonesia dari Menteri Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Koko Jony memiliki mimpi besar agar sagu sep menjadi ikon Merauke yang dikenal luas. Ia juga berencana melatih mama-mama Papua, khususnya dari suku Marind, agar dapat mengembangkan usaha serupa, meningkatkan ekonomi keluarga, dan melestarikan kuliner tradisional.