Konsumen Tertipu Beli Ponsel 'Baru' di Toko Online Resmi: Terungkap Fakta Bekas Pakai dan Dugaan Praktik Nakal Penjual

Pengalaman Pahit Beli Ponsel di 'Official Store': Barang Datang Bekas Pakai

Seorang konsumen bernama Depraz baru-baru ini membagikan pengalaman kurang menyenangkan saat membeli sebuah ponsel Vivo X200 Pro secara daring. Alih-alih mendapatkan perangkat baru dan tersegel seperti yang dijanjikan, ia justru menerima barang yang diduga telah dibuka dan digunakan sebelumnya. Kisah ini menjadi pelajaran penting bagi konsumen dalam berbelanja online, terutama di platform marketplace.

Depraz awalnya tertarik membeli ponsel tersebut di sebuah toko yang berstatus "Official Store" di salah satu marketplace terkemuka. Toko tersebut memiliki reputasi baik dengan ratusan ribu penjualan dan deskripsi produk yang menjanjikan unit baru dan tersegel. Merasa yakin, Depraz melakukan pembelian pada tanggal 27 Mei 2025. Namun, setelah paket tiba pada tanggal 30 Mei, kejanggalan mulai terlihat.

Kejanggalan pada Kemasan dan Kondisi Fisik

Saat membuka paket, Depraz mendapati kondisi boks ponsel yang tidak meyakinkan. Terdapat bekas sobekan dan sisa lem stiker yang seolah dicabut secara paksa. Lebih lanjut, kertas pelindung di dalam boks juga robek, dan yang lebih mengejutkan, terdapat sidik jari di layar ponsel serta debu di sekitar ring kamera. Kecurigaan semakin meningkat ketika Depraz mengecek nomor IMEI (International Mobile Equipment Identity) ponsel tersebut.

IMEI adalah kode identifikasi unik yang dimiliki setiap perangkat seluler. Melalui IMEI, dapat diketahui kapan sebuah ponsel pertama kali diaktifkan dan terhubung ke jaringan operator. Hasil pengecekan IMEI menunjukkan bahwa ponsel yang diterima Depraz telah aktif sejak Desember 2024. Hal ini jelas bertentangan dengan klaim penjual yang menyatakan bahwa unit tersebut baru dan tersegel. Depraz merasa tertipu dan langsung mengajukan komplain kepada penjual.

Komplain Berlarut dan Penolakan Retur Awalnya

Depraz melayangkan protes kepada penjual karena barang yang diterimanya tidak sesuai dengan deskripsi. Ia menegaskan bahwa unit tersebut jelas-jelas bekas pakai, bukan baru dan tersegel. Awalnya, penjual memberikan alasan yang kurang meyakinkan, yang kemudian ditolak oleh Depraz. Setelah berdebat cukup lama, akhirnya penjual menyetujui pengajuan retur. Depraz kemudian mengirimkan kembali unit tersebut ke alamat penjual dari Yogyakarta ke Jakarta.

Namun, masalah belum selesai. Secara tiba-tiba, penjual menolak pengembalian barang dengan alasan paket tidak dapat dilacak. Depraz terkejut karena ia telah memasukkan nomor teleponnya sendiri pada saat pengiriman, sehingga seharusnya pelacakan tetap dapat dilakukan. Khawatir proses refund batal, Depraz menghubungi temannya yang memiliki kontak dengan staf toko tersebut. Beruntung, setelah dibantu oleh temannya, dana Depraz akhirnya berhasil dikembalikan.

Tanpa Permohonan Maaf dan Pentingnya Kewaspadaan Konsumen

Ironisnya, setelah proses refund berhasil, tidak ada permohonan maaf dari pihak penjual. Depraz mengaku kecewa dengan pelayanan yang diterimanya. Ia mengatakan bahwa awalnya ia memilih berbelanja di toko berstatus Official Store karena percaya pada reputasi marketplace yang menjamin keaslian dan keamanan produk. Namun, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bahwa konsumen tetap harus waspada dan selektif dalam berbelanja online.

Tips Aman Berbelanja Ponsel Online

Belajar dari pengalamannya, Depraz memberikan beberapa tips agar konsumen lebih aman saat membeli ponsel secara online:

  • Screenshot deskripsi produk: Ambil gambar layar deskripsi unit yang akan dibeli sebagai bukti.
  • Konfirmasi detail produk: Pastikan detail unit sesuai dengan deskripsi kepada penjual.
  • Screenshot percakapan: Simpan gambar layar percakapan sebagai bukti tambahan.
  • Dokumentasikan unboxing: Rekam proses unboxing secara detail untuk mendokumentasikan kondisi paket dan unit.
  • Tegas dan lawan bukti: Jangan mudah percaya jika penjual bersikap defensif terhadap komplain. Hadapi dengan bukti nyata.

Tanggapan Vivo Indonesia

Pihak Vivo Indonesia melalui PR Manager Alexa Tiara menyayangkan adanya praktik penjualan yang tidak jujur oleh penjual tidak resmi (unauthorized sellers). Alexa menegaskan bahwa prosedur resmi Vivo Indonesia adalah mengirimkan unit dalam kondisi tersegel dan garansi baru aktif setelah produk diterima oleh konsumen, bukan sebelumnya. Vivo Indonesia juga mengimbau konsumen untuk membeli produk di official store Vivo Indonesia atau mitra resmi lainnya untuk pengalaman berbelanja yang lebih aman dan nyaman.