Kementerian Dukung Program 'Lansia Berdaya' dengan Mengadopsi Inisiatif Kartu Lansia DKI Jakarta
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) tengah berupaya meningkatkan kualitas hidup para lanjut usia (lansia) di Indonesia melalui program "Lansia Berdaya". Sebagai langkah awal, Menteri Wihaji berencana mempelajari implementasi program Kartu Lansia yang telah sukses dijalankan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Menurut Menteri Wihaji, populasi lansia di Indonesia diperkirakan akan mencapai 20% pada tahun 2045. Oleh karena itu, program yang berfokus pada pemberdayaan lansia menjadi sangat penting. Ia menekankan bahwa lansia memiliki potensi yang besar dan tidak boleh dianggap tidak produktif atau tidak berdaya.
"Salah satu aspek yang terus kami dorong adalah konsep Lansia Entrepreneur. Kami ingin mengubah stigma bahwa lansia tidak mampu berkontribusi. Sebaliknya, mereka masih memiliki banyak potensi," ujar Menteri Wihaji usai menghadiri peringatan Hari Lanjut Usia di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2025).
Inspirasi program ini datang dari negara-negara maju seperti Singapura, di mana banyak lansia yang tetap aktif bekerja dan berkontribusi pada perekonomian. Menteri Wihaji berharap sektor swasta di Indonesia juga dapat memanfaatkan potensi lansia, tentunya dengan tetap memperhatikan aturan yang berlaku.
Kartu Lansia yang rencananya akan diadopsi dari Pemprov DKI Jakarta diharapkan dapat memberikan berbagai fasilitas dan diskon bagi lansia, seperti diskon tiket kereta api, diskon belanja, diskon tempat wisata, dan diskon tiket pesawat. Selain itu, lansia juga akan mendapatkan akses gratis untuk pemeriksaan kesehatan.
Menteri Wihaji menjelaskan bahwa program Kartu Lansia merupakan bentuk apresiasi negara kepada masyarakat yang telah berkontribusi membayar pajak selama masa hidupnya. Ia berharap program ini dapat membantu mengatasi masalah kesepian yang sering dialami oleh lansia.
"Lansia telah membayar pajak, jadi kita tidak boleh mengabaikan mereka. Harapannya, mereka tetap sehat dan bahagia. Salah satu masalah utama lansia adalah kesepian, oleh karena itu kegiatan rekreasi, kegiatan keagamaan, dan kegiatan sosial sangat penting bagi mereka," jelasnya.
Saat ini, sekitar 11,7% penduduk Indonesia berusia 60 tahun ke atas. Menteri Wihaji menekankan bahwa kesepian menjadi masalah utama yang dihadapi oleh para lansia.
Untuk mengatasi masalah kesepian ini, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga berencana untuk mengadakan berbagai aktivitas yang melibatkan lansia, seperti sekolah lansia, program Lansia Entrepreneur, dan Bina Keluarga Lansia. Tujuan dari program-program ini adalah untuk memberikan aktivitas dan dukungan yang dibutuhkan oleh lansia agar tetap aktif dan produktif.
Menteri Wihaji juga menyampaikan rasa syukurnya atas meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia, yang saat ini mencapai 74 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang Indonesia yang hidup sehat dan berkualitas.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jakarta, Marullah Matali, dalam sambutannya mewakili Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, mengungkapkan bahwa jumlah lansia di Jakarta saat ini mencapai 759.251 dari total 7.333.132 penduduk. Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya, sehingga program pemberdayaan lansia menjadi semakin penting.
Salah satu program pemberdayaan lansia yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta adalah Bina Keluarga Lansia (BKL), yang menjadi cikal bakal pembentukan sekolah lansia. BKL merupakan kelompok masyarakat yang keluarganya memiliki anggota lansia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia, menjaga kesehatan mereka, dan mendorong partisipasi aktif dalam kehidupan sosial.
Saat ini, terdapat 534 kelompok BKL di Jakarta dengan jumlah anggota sebanyak 10.267 orang. Selain itu, terdapat 10 sekolah lansia di Jakarta dengan jumlah siswa sebanyak 2.006 orang. Program Bina Keluarga Lansia dan Sekolah Lansia di DKI Jakarta telah menjalin kerjasama dengan berbagai mitra strategis, seperti Universitas Yarsi, Burindo, Universitas Sahid, Tim Penggerak PKK, Yayasan Indonesia Ramah Lansia, Yayasan Ria Pembangunan, dan mitra lainnya.