Percepatan Distribusi Kartu Nusuk: Kolaborasi Petugas Haji dan Pimpinan Kemenag

Menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Kementerian Agama (Kemenag) menunjukkan komitmennya dalam memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia. Salah satu upaya krusial yang tengah digencarkan adalah percepatan distribusi Kartu Nusuk kepada seluruh jemaah.

Kartu Nusuk, sebuah dokumen penting yang menjadi bagian integral dari pelaksanaan ibadah haji, berfungsi sebagai identifikasi dan akses bagi jemaah untuk memasuki berbagai fasilitas dan lokasi selama berada di Tanah Suci. Pendistribusian kartu ini menjadi tanggung jawab utama syarikah, perusahaan penyedia layanan haji yang bekerja sama dengan Kemenag.

Namun, dalam beberapa kasus, proses distribusi Kartu Nusuk mengalami kendala. Menanggapi situasi ini, petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), dengan dukungan langsung dari Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief, terjun langsung untuk membantu menyortir dan mempercepat pembagian kartu kepada jemaah.

Kegiatan penyortiran dilakukan secara cermat dan teliti. Petugas haji, termasuk dari Media Center Haji (MCH), mengidentifikasi kartu-kartu berdasarkan kloter jemaah masing-masing. Dirjen Hilman Latief pun turut serta dalam proses ini, memeriksa setiap kartu, mencocokkan nomor paspor, dan mengelompokkannya sesuai dengan kloter yang tepat.

"Ini KJT 27," ujar Hilman, menunjukkan perhatiannya terhadap detail dalam memastikan ketepatan pembagian kartu.

Setelah proses penyortiran selesai, Kartu Nusuk segera didistribusikan kepada jemaah yang tersebar di berbagai hotel di Makkah. Langkah ini sangat penting untuk memastikan kelancaran pergerakan jemaah menuju Arafah, tempat dilaksanakannya wukuf, salah satu rukun utama dalam ibadah haji.

Wukuf di Arafah dijadwalkan pada Kamis (5/6). Sehari sebelumnya, seluruh jemaah haji akan diberangkatkan ke Arafah. Kemenag telah menyiapkan berbagai skema pergerakan untuk fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) guna memastikan keamanan dan kenyamanan jemaah.

Salah satu skema yang disiapkan adalah safari wukuf, yang ditujukan bagi jemaah haji yang sakit. Selain itu, Kemenag juga menerapkan sistem murur saat pemberangkatan menuju Muzdalifah. Dalam sistem ini, jemaah tidak turun di Muzdalifah untuk mabit, tetapi langsung diberangkatkan menuju Mina.

Sistem murur diprioritaskan bagi jemaah lansia, disabilitas, dan obesitas. Kemenag menargetkan 67 ribu jemaah dapat mengikuti skema ini, demi memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji.